Transisi Energi

Bicara Transisi Energi, Aspebindo: Konsumsi Batu Bara Meningkat

Di banyak tempat di dunia, penggunaan batu bara sebagai bagian dari energi kotor segera memasuki era pensiun.

Featured-Image
Aktivitas Penambangan Batu Bara di Kandangan Lama Tala dikhawatirkan sebagian warga

bakabar.com, JAKARTA - Di banyak tempat di dunia, penggunaan batu bara sebagai bagian dari energi kotor segera memasuki era pensiun. Hal itu terjadi seiring kesadaran global yang mengedepankan pemakaian energi bersih dan beralih dari energi fosil.

Menanggapi hal itu, Sekjen Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) Muhammad Arif menegaskan jika konsumsi batu bara hingga 2030 justru mengalami kenaikan.

"Berdasarkan data dari RUPTL PLN pun sampai 2030 konsumsi batu bara sebenarnya mengalami lonjakan," ujar Arif di acara diskusi 'Bisnis Ketenagalistrikan untuk Akselerasi Trasnsisi Energi' di Jakarta, Kamis (1/3).

Dengan begitu, Aspebindo sebagai pelaku usaha sedang menghitung sejumlah upaya untuk mengoptimalkan sisa waktu diiringi persiapan transisi energi, termasuk melakukan diversifikasi ke bisnis energi yang lain.

Baca Juga: Transformasi Digital di Ketenagalistrikan Penting untuk Transisi Energi

"Kita sudah memilki beberapa perusahan batu bara yang mulai mendiversifikasi unit bisnisnya ke biomassa juga. Itu jadi salah satu langkah kami mulai bertransformasi bersama," ungkapnya.

Sebagai informasi, Aspebindo adalah organisasi non pemerintah yang melakukan usaha dalam menunjang dan membantu usaha anggota di bidang energi dan batu bara.

Aspebindo juga berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperkuat ketahanan nasional melalui pengembangan sumber daya energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Jadi sudah banyak dibahas memang kunci atau keywordnya adalah bagaimana energi transisi ini tetap menjaga energi sekuriti. Jadi kita memang berkomitmen untuk ketahanan energi," ungkapnya.

Baca Juga: Alih-Alih Transisi Energi, JETP Dukung Hilirisasi Batu Bara

Sebelumnya, Ketua Aspebindo menekankan tentang transisi energi yang harus disesuaikan dengan sumberdaya (resources) yang ada.

"Resources kita yang besar itu kan di natural gas, harus dimanfaatkan secara optimal. Nah saat ini, natural gasnya seolah-olah belum dimanfaatkan secara maksimal," ujarnya.

Anggawira menambahkan, "Natural gas itu kan energi bersih. Karbonnya rendah. Jadi menurut saya transisi energi tidak bisa fully bicara EBT."

Baca Juga: Sri Mulyani: Prinsip Adil Penting Dalam Transisi Energi

Saat ini, energi merupakan kebutuhan primer dan manusia tidak bisa hidup tanpanya. Itu pula yang menyebabkan lahirnya era industri, sebuah masa yang memanfaatkan energi berdasarkan perhitungan resources.

"Transisi energi itu kan energinya sudah tersedia lalu kita switch ke energi yang ramah lingkungan. Tapi energi yang ramah lingkungan berhubungan ke cost ya. Kalau ada cost pasti harus ada yang dikorbankan," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner