bakabar.com, KOTABARU - Kekeringan ekstrem beberapa bulan terakhir di wilayah Kotabaru, Kalsel, menjadi berkah tersendiri bagi para penjual air bersih keliling.
Kondisi itu terpantau di kawasan pusat kota Bumi Sa Ijaan. Beberapa hari terakhir ini tampak puluhan penjual air bersih mencari peruntungan. Menggunakan truk dan mobil pikap, para penjual air mulai siang hingga malam melayani warga atau pembeli yang sudah kesulitan mendapat air untuk keperluan sehari-hari.
Kondisi itu terjadi lantaran distribusi air bersih dari Embung Tirawan telah dinyatakan kering dan dihentikan pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotabaru.
Salah satu penjual air tandon keliling mengaku sudah beberapa hari terakhir ini ramai menerima pesanan air bersih dari warga akibat dilanda kemarau panjang.
"Alhamdulilah, beberapa hari ini sudah lumayan banyak warga yang pesan air ke kami, mulai pagi hingga malam hari," ujar Yanor, kepada bakabar.com, Senin (9/10) siang.
Pemuda yang tinggal di Desa Semayap ini juga mengaku menjual air bersih menggunakan pikap yang diisi dengan dua buah tandon berukuran 1.200 liter. Per tandonnya di patok dengan harga antara Rp70ribu hingga Rp75 ribu.
Yanor menyebutkan, dalam sehari semalam ia mendapatkan penghasilan dari penjualan air bersih antara Rp700 ribu hingga Rp1 juta.
"Alhamdulillah, hasil itu cukup untuk ditabung," ucapnya, sembari melayani pembeli air di kawasan pusat Bumi Sa Ijaan.
Sementara berdasarkan keterangan Yanor, di Kotabaru terdapat puluhan penjual air bersih keliling selama kemarau panjang tahun ini.
Para penjual air bersih mendapat air yang dijajakan juga dengan cari membeli Rp10 ribu di mata air di kawasan Mandin, juga pemilik sumur bor.
Sebagai informasi, kondisi Embung Tirawan yang sebelumnya melayani ribuan pelanggan dinyatakan kering dan berhenti beroperasi.
Selain itu, PDAM memastikan Waduk Utama Gunung Ulin diperkirakan masih mampu bertahan hingga satu bulan ke depan, namun suplai ke pelanggan dilakukan dengan penjadwalan.