Tak Berkategori

Bekam, Metode Kesehatan Warisan Rasulullah

apahabar.com, JAKARTA – Rasulullah mewariskan salah satu metode kesehatan, yaitu bekam. Bekam atau dalam bahasa Arab…

Featured-Image
Bekam. Foto-Shutterstock

bakabar.com, JAKARTA - Rasulullah mewariskan salah satu metode kesehatan, yaitu bekam.

Bekam atau dalam bahasa Arab disebut al-hijamah seperti dilansir dari laman Wikipedia, ialah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia.

Cara kerja bekam ialah dengan melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Sebagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib berujar: ”Jibril datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan perintah berbekam pada titik al-akhdain (urat leher) dan al-kahil (pundak),” (Ad-Dailami).

Dalam riwayat lain dari Shuhaib, bahwasanya Rasulullah bersabda: ”Berbekamlah di tengah tengkuk karena hal itu dapat menyembuhkan 72 macam penyakit.”.

Dr. Wahyudi Widada, SKp MKed yang belum lama ini meraih gelar Doktor Program Studi Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran,

Universitas Airlangga, dengan judul disertasi "Mekanisme Penurunan Kolesterol Ldl (Low Density Lipoprotein) Akibat Terapi Bekam Basah Pada Penderita Hiperkolesterolemia" bercerita mengenai alasannya mengangkat penelitian tentang bekam karena ingin menghubungkan ilmu kedokteran dengan ilmu agama.

"Banyak ayat Alquran yang berhubungan dengan ilmu kedokteran apalagi bekam adalah sunah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW," kata Wahyudi.

Dirinya mendalami metode bekam sejak tahun 2010 silam, saat mertuanya divonis tumor paru-paru dan diharuskan menjalani operasi. Sampai ada salah satu rekannya yang menyarankan untuk terapi bekam.

"Alhamdulillah mertua saya membaik setelah beberapa kali dibekam dan bisa naik haji bahkan sehat sampai sekarang,” tuturnya.

Wahyudi menjelaskan, ketika orang mengidap kolesterol, kombinasi pengobatan obat dan bekam akan lebih baik untuk menekan efek samping obat yang akan menimbulkan kerusakan organ tubuh dalam jangka Panjang. Awalnya, dia mengumpulkan relawan dari rekan-rekannya untuk dijadikan objek penelitian.

"Saat itu saya mencari orang perokok berat dengan rentang umur 35-50 tahun yang belum pernah dibekam," kata dia.

Dilihat dari hasil tes fungsi paru, orang yang merokok dan tidak merokok memiliki perbedaan yang cukup jauh, terdapat 15 persen kerusakan di dalam aliran darahnya. Setelah rutin dibekam, rekan yang dulu menjadi relawan malah menagih lagi ingin dibekam. Setelah itu, Wahyudi mulai berani memasang tarif lalu mengenalkan pengobatan bekam kepada mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di UM Jember.

Kini dia telah memiliki lima buku dan tujuh HKI seputar bekam. Tak hanya itu, Wahyudi juga aktif mengelola organisasi PBI (Perkumpulan

Bekam Indonesia) bertindak sebagai Pembina tingkat nasional dan di organisasi IIMF (Internasional Islamic Medical Forum). Selain aktif mengajar sebagai dosen di UM Jember, Wahyudi juga kerap mengisi pengajian-pengajian, seminar, dan kuliah pakar.

Wahyudi menerangkan bahwa dalam pengobatan Islam, jiwa manusia terdiri atas jasad, nafs, jiwa, ruh. Maka, ketika manusia diberi ujian penyakit oleh Allah hendaknya musahabah terhdap kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuatnya.

Seperti contoh ketika mengidap penyakit kolesterol sebenarnya ada hak orang lain sebesar 2,5% yang harus disedekahkan. Jangan rakus dalam memakan rezeki karena sebagai umat Islam kita diwajibkan mengeluarkan zakat untuk orang yang lebih membutuhkan.

"Potonglah porsi makan kalian yang sebagian untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Dalam Alquran pun telah dijelaskan dalam Alquran Surah Al-A'raf ayat 31 yang artinya ‘Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan’,” tuturnya.

Tak lupa Wahyudi berpesan kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga imun dan iman. Akan sia-sia lanjut Wahyudi, jika kesehatan (imun) prima tapi tidak mempunyai iman, begitupun sebaliknya.

“Ketika iman kita terjaga, kita bisa mengetahui mana perintah dan larangan dari Allah yang tidak boleh dilakukan sehingga imunitas bisa terjaga,” tutup Wahyudi. (okz)

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner