bakabar.com, JAKARTA - Bareskrim Polri menemukan dugaan kebocoran data pemilih di situs kpu.go.id. Terlacak Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber).
"Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil patroli siber," kata Dirtipidsiber Bareskrim Polri, Brigjen Adi Vivid A Bachtiar, Rabu (29/11).
Sebelumnya, perhatian publik tertuju pada peretas anonim; Jimbo. Ia mengeklaim sudah meretas dan mengakses data pemilih di situs KPU.
Baca Juga: KPU Pede Tidak Ada Data Janggal dalam DPT Pemilu 2024
Akun tersebut membagikan 500 ribu data contoh dalam satu unggahan di portal BreachForums. Situs yang biasanya digunakan untuk menjual data-data hasil peretasan.
Jimbo juga memverifikasi kebenaran data. Dengan beberapa tangkapan layar dari situs cekdptonline.kpu.go.id.
Peretas itu mengeklaim mengantongi 252 juta data. Ia memberi informasi bahwa ada yang terduplikasi. Setelah dilakukan penyaringan, ditemukan 204.807.203 data unik.
Angka itu hampir sama dengan jumlah pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU. Yakni mencapai 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Plus 128 negara perwakilan.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Laporkan ke Saya Jika Ada yang Hambat Penyusunan DPT
Penting diketahui. Data yang diakses Jimbo mencakup informasi pribadi. Seperti NIK, nomor KK, KTP, paspor pemilih di luar negeri, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal mupun tempat lahir, dan status pernikahan. Termasuk juga alamat lengkap dan kode TPS.
Kembali ke Dirtipidsiber. Mereka sudah berkomunikasi dengan KPU terkait kebocoran itu.
"Saat ini, CSIRT (Computer Security Insident Response Team) sedang berkoordinasi langsung dengan KPU untuk sekaligus melakukan penyelidikan," ucap Adi Vivid.
