News

Bahlil Lahadalia Tepis Anggapan Tahun Depan Prospek Ekonomi Akan Suram

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Bkpm Bahlil Lahadalia menepis asumsi di tahun depan prospek ekonomi akan…

Featured-Image
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia. Foto: Instagram @bahlillahadalia

bakabar.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Bkpm Bahlil Lahadalia menepis asumsi di tahun depan prospek ekonomi akan suram akibat khawatiran investor di tengah krisis ekonomi global.

"Kadang-kadang agak sedikit kurang sependapat kalau diasumsikan dari sekarang bahwa ekonomi 2023 itu suram. Ya tidak bermaksud mengatakan begitu tapi bahwa kondisi ekonomi global tidak menentu, ya setuju," terang Bahlil dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui YouTube Kementerian Investasi Bkpm, Senin (8/8).

Bahlil mengatakan bahwa asumsi tersebut tidak mendasar karena tidak ada satu rujukan utuh yang komprehensif untuk bisa dijadikan sebagai referensi pengelolaan ekonomi dunia. Sebab, kondisi di hampir semua negara berada di luar kelaziman akibat perang, Covid-19, kemudian inflasi.

Mantan ketua umum HIPMI itu optimis untuk 2023 dengan keadaan investasi di Indonesia. Sebab, sudah diberikan target oleh Presiden Jokowi nilai investasi yang masuk sebesar Rp1.200 triliun lebih. Hal tersebut dikarenakan tahun 2023 pemerintah telah mengurangi defisit, dari 3 persen lalu turun di bawah 3 persen.

"Kalau defisitnya turun berarti kan ruang belanja yang pembiayaan ini menurun maka harus ada komponen yang bisa menambal, maka salah satu instrumennya adalah investasi, ini yang akan kita lakukan. Kalau ditanya apakah bisa? Insya Allah saya yakin bisa," kata Bahlil.

Ia menambahkan bahwa ada beberapa data-data investasi yang berprospek untuk masuk ke Indonesia di tahun 2023, dan sebagian investasi sudah berjalan di tahun 2022. Saat ini sudah ada pabrik yang berjalan 50 persen, sebanyak 60 persen akan berlanjut di 2023. Meski diterpa masalah ekonomi yang tidak menentu, namun tidak mungkin pabrik yang sudah berjalan akan diberhentikan.

"Nah, tapi tinggal bapak presiden memerintahkan kepada kami agar investasi itu jangan hanya mendorong kepada high teknologi tapi harus juga kepada sistem padat karya untuk menciptakan lapangan pekerjaan, itu yang sekarang lagi kita tuntaskan. Jadi investasi naik tapi lapangan kerjanya juga harus imbang, terang Bahlil. (Resti)

Tags
News


Komentar
Banner
Banner