bakabar.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tengah fokus dan konsisten untuk mendorong investasi di bidang hilirisasi.
"Sekarang alhamdulillah sudah bisa lihat hasilnya, bahkan sampai di semester satu ini, neraca perdagangan kita dengan China sudah surplus, kurang lebih sekitar 500 sampai 1 miliar USD, dan di targetkan di ahir tahun ini surplusnya bisa lebih besar lagi," ucap Bahlil dalam konferensi pers yang di siarkan secara daring melalui Youtube Kementerian Investasi BKPM, Senin (8/8).
Bahlil mengatakan dengan adanya hilirisasi, ke depannya komoditas yang diekspor bukan lagi berupa bahan baku, tetapi berupa barang setengah jadi atau barang jadi.
Selain itu, hilirisasi mendorong sektor industri yang kontribusinya mencapai 0,82 persen terhadap 5,44 persen pada Kuartal II 2022 yaitu mencakup sektor transportasi pergudangan 0,76 persen, perdagangan 0,58 persen, informasi dan komunikasi 0,5 persen, lainnya 2,78 persen.
"Kita ini sebenarnya pada posisi on the track kira-kira, dan saya berpendapat kalau mampu kita pertahankan, maka insyaallah akan lebih baik lagi. Necara perdagangan kita, sudah surplus USD15 miliar sekalipun kita tahu sejak Triwulan I 2020 sampai dengan sekarang neraca perdagangan kita surplus terus, tapi kali ini surplusnya tinggi USD15,55 miliar," terang Bahlil.
Lebih lanjut, ia menambahkan untuk bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan baik maka harus memenuhi syarat, yaitu menjaga stabilitas politik, kompak dan kolaborasi, melakukan kecepatan kepastian hukum yang harus diperbaharui, serta kementrian investasi tetap fokus untuk kolaborasi dengan perusahaan besar, umkm dan pengusaha daerah.
"Untuk tahun 2022 kita optimis untuk bisa mencapai target pertumbuhan di atas 5 persen, untuk pertumbuhan ekonomi dan investasi kemungkinan bisa mencapai Rp1.200 triliun untuk tahun 2023 sedang kami bahas dalam rangka menjaga pertumbuhan di 2023," tutup Bahlil. (Resti)