Bahaya Aspartam

Bahaya Aspartam, Pemanis Buatan yang Bisa Beri Dampak Buruk pada Kesehatan

Aspartam atau pemanis buatan, biasa dicampurkan pada makanan dan minuman. Konsumsi berlebih bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Featured-Image
Aspartam, pemanis buatan. Sumber - intermountainhealthcare.org

bakabar.com,JAKARTA - Aspartam atau pemanis buatan, biasa dicampurkan pada makanan dan minuman. Konsumsi berlebih bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Aspartam atau pemanis buatan ini biasanya ditambahkan pada campuran makanan dan minuman. Menurut WHO, angka maksimal yang diizinkan adalah 40 mg per kg bobot tubuh per hari. Pembatasan ini perlu dilakukan untuk mencegah risiko efek buruknya pada kesehatan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga sepakat dengan WHO. Kemenkes menggolongkan aspartam atau pemanis buatan sebagai bahan baku kimia pada makanan dan minuman yang perlu dibatasi konsumsinya agar tidak menimbulkan risiko kesehatan.

"Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients (2021), aspartam memiliki tingkat kemanisan sebesar 180-200 kali lebih manis daripada sukrosa. Karena itu, aspartam kerap digunakan sebagai gula diet untuk penderita diabetes," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Minggu (16/7).

Baca Juga: Waspada! Sering Kesemutan Bisa Jadi Tanda Diabetes

Ia mengatakan aspartam adalah senyawa yang terbuat dari fenilalanin dan asam aspartat yang berfungsi menggantikan gula atau pemanis pada produk makanan dan minuman yang dijual bebas di pasaran.

Dampak Buruk Aspartam

Sejumlah gangguan kesehatan bisa menjadi dampak negatif dari penggunaan aspartam yang berlebih. Menurut Maxi ada beberapa dampak buruk dari aspartam, antara lain:

1. Menaikkan berat badan hingga menyebabkan obesitas

Jika dikonsumsi berlebih, aspartam berpotensi menaikkan berat badan seseorang, bahkan hingga menjadi obesitas.

"Kondisi itu berisiko mengganggu metabolisme di dalam tubuh yang memicu peningkatan berat badan. Selain itu, makanan yang mengandung aspartam sering kali terbuat dari bahan lain yang memiliki kalori tinggi," demikian disampaikan Maxi.

diabetes-tipe-2
Ilustrasi cek darah. Foto-net

2. Memperburuk migrain

Saat diolah metabolisme tubuh manusia, aspartam dapat menghasilkan produk sampingan berupa glutamat. Apabila kadar glutamat melebihi batas normal, kondisi tersebut berisiko menyebabkan sakit kepala serta memperburuk gejala migrain.

3. Memicu gangguan perilaku

Kandungan asam aspartat dan fenilalanin akan diubah menjadi metanol, dimana senyawa-senyawa tersebut dapat memengaruhi fungsi kognitif, suasana hati, aktivitas motorik, pola tidur, serta nafsu makan seseorang.

4. Komplikasi fenilketonuria

Komplikasi fenilketonuria juga bisa disebabkan oleh aspartam. Komplikasi itu berupa kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya tidak mampu mengurai fenilalanin dengan baik.

"Maka dari itu, penderita fenilketonuria perlu menghindari konsumsi produk yang mengandung fenilalanin, seperti aspartam, karena berisiko menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah kerusakan otak," ujar Maxi.

Baca Juga: Ketahui Gaya Hidup Pemicu Diabetes, Salah Satunya Akibat Kurang Tidur

5. Diabetes

Meski kerap digunakan sebagai pengganti gula untuk penderita diabetes, konsumsi aspartam secara berlebihan justru dapat meningkatkan kadar gula darah yang memicu terjadinya kerusakan pankreas.

"Akibatnya, produksi hormon insulin dalam tubuh menjadi terganggu, sehingga berisiko menyebabkan diabetes," ujar Maxi menjelaskan. 

6. Memicu kerusakan sel di dalam tubuh

Menurut Maxi, metanol yang dihasilkan melalui metabolisme aspartam juga berisiko meningkatkan kadar radikal bebas, sehingga turut memicu kerusakan sel-sel di dalam tubuh, termasuk sel pada sistem saraf.

"Karena itu, aspartam yang dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang dapat memperburuk kerusakan sistem saraf yang meningkatkan risiko penyakit degeneratif progresif, salah satunya adalah penyakit alzheimer," katanya.

7. Memicu kanker

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada jurnal PLOS Medicine (2022), konsumsi pemanis buatan, terutama aspartam dan acesulfame-K secara berlebihan berpotensi meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker, seperti kanker payudara dan kanker darah.

Editor


Komentar
Banner
Banner