News

Bagaimana Penularan Hepatitis B dari Ibu Hamil ke Janin? Begini Penjelasan Dokter Kandungan

apahabar.com, JAKARTA – Virus Hepatitis B (HBV) bisa menular melalui darah dan hubungan seksual. Selain kedua…

Featured-Image

bakabar.com, JAKARTA – Virus Hepatitis B (HBV) bisa menular melalui darah dan hubungan seksual. Selain kedua hal itu, virus yang berasal dari famili Hepadnaviridae ini juga bertransmisi dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Alamsyah Aziz, bahkan menyebut risiko penularan HBV dari ibu hamil ke janin lebih tinggi ketimbang penyakit lainnya, seperti Sifilis dan HIV. Lantas, bagaimana sebenarnya transmisi ini bisa terjadi?

img

"Penularan Hepatitis B dari ibu ke bayi, yang pertama itu melalui plasenta," kata Alamsyah, dikutip dari Webinar Hari Hepatitis Sedunia: Mendekatkan Askes Pengobatan Hepatitis, pada Kamis (28/7/2022).

Ada empat kondisi yang memungkinkan HBV menular via plasenta di dalam rahim ibu. Salah satunya, ketika uterus berkontraksi dan terjadi kerusakan sawar plasenta, terutama pada ibu dengan HBeAg positif.

"Status HBeAg yang positif ini mengindikasikan faktor risiko tinggi (janin terpapar HBV)," tutur dokter lulusan Universitas Padajajaran itu.

Kemungkinan lain, penularan bisa terjadi saat plasenta terinfeksi, yang menyebabkan adanya adanya gradient plasenta dari sisi bayi dan sisi maternal. Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui HBV-DNA di dalam sel telur dan sel sperma yang terinfeksi HBV.

Tak cuma selama mengandung, HBV dapat bertransmisi lewat intra uterin. Apabila, fetus terpapar cairan vagina yang mengandung virus saat proses melahirkan.

Alamsyah juga menyebut penularan virus dapat berlangsung pada saat pascamelahirkan, tepatnya selama masa menyusui, mengingat HBV dapat bertransmisi melalui darah. Namun, kata dia, menyusui tidak berpengaruh terhadap respons imun vaksin HBV, asalkan puting susu dirawat dengan baik.

Untuk mencegah penularan vertikal ini, World Health Organization (WHO) menyarankan agar ibu hamil diberikan antivirus tenofovir. Alamsyah memaparkan, waktu terbaik untuk menerima dosis ini adalah ketika kandungan berusi 28 sampai 32 minggu. (Nurisma)



Komentar
Banner
Banner