Seorang nelayan dilaporkan meninggal pada hari Jumat (04/01) pagi di provinsi Pattani, dekat perbatasan dengan Malaysia karena kapalnya ditelan ombak.
Kementerian Luar Negeri Inggris meminta warganya untuk hanya melakukan perjalanan jika memang diperlukan.
Daniel Moroz, dari Bristol, Inggris mengatakan keadaan di Koh Phangan “cukup tenang”.”Saat ini yang terjadi hanya hujan terus menerus tetapi saya diberitahu keadaan terburuk akan terjadi. Kami diberitahu tempat kami aman dan saya pikir besok sore keadaan sudah normal,” katanya.
“Yang aneh adalah para penduduk setempat tidak terganggu sama sekali karena saya berpikir kepulauan lain mengalami keadaan yang lebih buruk dari pada di sini.”
Meskipun badai hal yang biasa terjadi di Teluk Thailand pada saat ini, Pabuk dipandang yang terburuk dalam puluhan tahun.
Di masa lalu, badai tropis menewaskan ratusan orang tetapi pemerintah mengatakan mereka telah mempersiapkan diri dan dapat mengatasi badai.
Badai besar yang terakhir kali terjadi adalah Topan Gay pada tahun 1989 dan menewaskan ratusan orang.
Badan meteorologi Thailand mengatakan badai akan terjadi di bagian selatan dalam beberapa hari ke depan dan “kemungkinan akan terjadi curah hujan lebat yang meluas di sebagian besar wilayah itu”.
“Penduduk harus mengetahui bahwa keadaan ekstrem ini dapat menyebabkan banjir bandang dan kerusakan hutan,” demikian peringatan pemerintah.
Badai akan melemah setelah melewati Teluk Thailand ke Laut Andaman, tetapi para wisatawan juga diperingatkan untuk bersiap-siap menghadapi hujan deras, laut bergolak dan longsor.
Di Thasala, Nakhon Si Thammarat, ribuan pengungsi harus dipindahkan ke aula universitas karena tempat perlindungan pemerintah dirusak badai.
Pada daerah di dekatnya, Kanom, seorang pengusaha mengatakan kepada BBC bahwa hotelnya yang berkapasitas 1.000 kamar ditutup untuk sementara. Tetapi dia optimistis wisatawan akan kembali begitu badai berakhir.
Sumber: Detiknews
Editor: Syarif