Perdagangan Minyak Dunia

Awal Sesi Asia Minyak Jatuh tapi Tetap Didukung Prospek China

Harga minyak turun lebih rendah di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, menipis oleh liburan Tahun Baru Imlek di Asia Timur.

Featured-Image
Harga minyak melayang lebih rendah di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, menipis oleh liburan Tahun Baru Imlek di Asia Timur. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Harga minyak turun lebih rendah di awal perdagangan Asia pada Senin (23/1) pagi, menipis oleh liburan Tahun Baru Imlek di Asia Timur.  Kendati demikian, harga tersebut masih mempertahankan sebagian besar kenaikan minggu lalu karena prospek pemulihan ekonomi importir minyak utama China pada tahun ini.

Minyak mentah berjangka Brent merosot 46 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 87,17 dolar AS per barel pada pukul 00.31 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 40 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 81,24 dolar AS per barel.

Analis komoditas ANZ mengatakan pekan lalu Brent terangkat 2,8 persen, sementara minyak mentah AS mencatat kenaikan 1,8 persen.

Data juga menunjukkan peningkatan yang kuat dalam perjalanan di China setelah pembatasan COVID-19 dilonggarkan. Terjadi lonjakan kemacetan lalu lintas jalan raya sebesar 22 persen dalam  bulan ini dibandingkan tahun sebelumnya di 15 kota utama negara itu.

Baca Juga: BBM Nonsubsisdi Naik, Pertamina: Mengikuti Harga Minyak Dunia

Kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol pada Jumat (20/1) mengatakan pasar energi dapat mengetat tahun ini jika ekonomi China pulih seperti yang diharapkan oleh lembaga keuangan.

"Saya tidak akan terlalu santai tentang pasar, dan 2023 mungkin menjadi tahun di mana kita melihat pasar yang lebih ketat daripada yang diperkirakan beberapa rekan kerja," terang Birol di sela-sela pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Selain itu, peningkatan arus lalu lintas China menjelang liburan Tahun Baru Imlek menjadi pertanda baik untuk permintaan bahan bakar setelah liburan dua minggu.

"Lonjakan permintaan diharapkan datang ketika pasar bersiap untuk sanksi lebih lanjut terhadap minyak Rusia," tulis analis ANZ.

Baca Juga: Polandia Menginginkan Minyak Rusia Meskipun Ada Embargo UE

Sementara itu, koalisi Uni Eropa dan Kelompok Tujuh (G7) akan membatasi harga produk olahan Rusia mulai 5 Februari 2023. Mereka juga akan melakukan batasan harga terhadap minyak mentah Rusia yang berlaku sejak Desember dan embargo Uni Eropa atas impor minyak mentah Rusia melalui laut.

Sejauh ini, G7 telah setuju untuk menunda peninjauan tingkat batas harga minyak Rusia hingga Maret. Jadwal itu, sebulan lebih lambat dari rencana semula, untuk memberikan waktu guna menilai dampak dari batas harga produk minyak.

Editor


Komentar
Banner
Banner