Relax

Asal Muasal Citayam, dari Zaman Kolonial hingga Viral Fashion Week

apahabar.com, JAKARTA- Citayam Fashion Week belakangan ini tengah menghebohkan jagat maya Tanah Air. Ajang adu outfit…

Featured-Image
Stasiun Citayam. (Foto: kabarpenumpang)

Menjadi Markas Pertahanan saat Diserang Sekutu

img

Ilustrasi: Ciyatam menjadi markas pertahanan pada masa penjajahan. (Foto: istimewa)

Citayam juga menorehkan namanya dalam sejarah perjuangan kedaulatan Indonesia. Kala itu, tepatnya pada 16 Juni 1946, Belanda yang mendapat bantuan dari Inggris dan sekutunya menginvasi Depok besar-besaran.

Citayam menjadi salah satu lokasi pertempuran antara pasukan Gurkha dengan pasukan bentukan Tole Iskandar, pahlawan kemerdekaan yang namanya diabadikan pada salah satu jalan di Kota Depok.

Pria kelahiran Gang Kembang, Ratu Jaya, Depok, itu membentuk pasukan bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Laskar Rakjat Depok. Mereka kemudian melebur menjadi Batalion I Depok.

Perjuangan pasukan Tole Iskandar melawan Sekutu tentulah tak mudah. Batalion I Depok kala itu hanya dibekali empat pucuk senjata warisan tentara Jepang. Tole yang saat itu masih berusia 25 tahun akhirnya gugur di daerah perkebunan Cikasintu, Sukabumi.

Menyimpan Legenda Kepahlawanan Raden Sungging

Tak cuma pahlawan nasional, Citayam juga menyimpan legenda kepahlawanan Raden Sungging. Dia merupakan tokoh kharismatik masyakarat sekitar dalam melawan kolonial Belanda.

Konon, sosok ulama berperawakan kecil dan berjanggut panjang ini mempunyai karomah dan ilmu kedigjayaan yang tinggi. Hanya dengan bersenjatakan sebilah keris, Raden Sungging memipin perlawanan atas penjajah sampai ke Jatinegara dan Bekasi.

Namun, Raden Sungging tertangkap dan dijatuhi hukuman mati, yang lantas membuat pasukannya mesti kemabli ke Citayam dan Depok. Sebelum dieksekusi, tokoh yang disinyalir berasal dari Mataram ini tiba-tiba meninggal.

Pasukan Belanda lantas menguburkan Raden Sungging, bahkan sampai menjaga makamnya selama sepekan. Kenaehan mulai bermunculan usai pasukan Belanda meninggalkan makam tersebut.

Konon, Raden Sungging bangkit dari kuburnya dan berjalan menuju Citayam. Dia kembali memimpin rakyat dan memperingatkan penjajah Belanda agar tidak berbuat semena-mena terhadap rakyat.

Ancaman tersebut rupanya berhasil membuat Belanda ketakutan. Rakyat pun dibuat gembira sembari bersorak-sorai "Ratu Jaya..Ratu Jaya..". Sampai akhirnya, Raden Sungging wafat dan dimakamkan di daerah Pondok Terong, Pancoran Mas, Depok.

Citayam Masa Kini

Kini, Citayam telah bertransformasi menjadi kawasan ramai penduduk nan padat akan permukiman. Ingar-bingar Stasiun Citayam yang dipenuhi masyarakat menuju ibu kota bak menjadi pemandangan lazim. Perantau dari luar daerah terus berdatangan, sembari membawa harapan hidup penuh kemakmuran. (Nurisma)



Komentar
Banner
Banner