bakabar.com, JAKARTA– Langit Senayan Park merekam semarak Hellocalize Festival, pada 21 September 2022 tadi malam.
Festival musik yang memiliki konsep karnival yang unik ini, bukan hanya menampilkan panggung musik semata, melainkan menghadirkan games, bianglala, dan pertunjukkan seru lainnya.
Sederet artis papan atas Indonesia ikut memeriahkan acara ini, di antaranya Pamungkas, Ardhito Pramono, Stars and Rabbit, dan Diskopantera.
Dengan mengusung tema Togetherness, Youthful, dan Passionate, Hellocalize menyajikan kesan eksentrik dan inovatif di jajaran festival musik Indonesia.
Penampilan Ardhito Pramono
Tampak suasana semakin meriah Ketika Ardhito Pramono tampil ke atas panggung. Penyanyi berkacamata itu telah menyiapkan sejumlah lagu andalannya untuk dipersembahkan kepada pengunjung yang telah menunggu sejak sore hari.
Sebagai tambahan informasi, penyanyi yang memuli debutnya sebagai musisi ini merupakan mahasiswa lulusan perfilman JMC Academy Australia.
Lagu yang membawa namanya semakin melambung adalah I Placed My Heart dan What Do You Feel about Me.
Penyanyi sekaligus penulis lagu ini ikut memeriahkan Hellocalize festival dengan membawakan beberapa lagunya di antaranya Say Hello, Fine Today, Daun Surgawi, Cigarettes of Ours, I Just Couldn't Save You Tonight, Bitterlove.
Dan tak lupa penyanyi berusia 27 tahun inipun membawakan single terbarunya, yaitu 'Wijayakusuma.
Ardhito Merekam Aksi Penggusuran Jadi Lagu
Wijayakusuma merupakan karya perdana pasca menyelesaikan masa rehabilitasi, sekaligus menunjukkan kembalinya label rekaman Aksara Records setelah 13 tahun tidak beroperasi.
Musisi tersebut menciptakan Wijayakusuma pada awal 2021. Momen ketika Ardhito menjadi saksi penggusuran Kawasan asri di Canggu, Bali untuk pembangunan villa milik warga negara asing.
Wijayakusuma hadir dengan aliran pop Indonesia yang menceritakan tentang eksistensial diri. Konsep ini menjadi salah satu pemicu Hanindito Sidharta yang merupakan co-founder Aksara Records membangkitkan kembali rekaman terseb
Pertanyakan Makna Hidup lewat Lagu
Babak pertama lagu, Ardhito mempertanyakan makna hidup dengan iringan piano, orkestrasi yang lirih, juga adanya paduan suara.
"Laju senja, pasrah gelap tiba. Tertunduk, termenung, terkulai, terlunta, cemas akan guna." Begitulah penggalan lirik yang ditulis dengan padanan aksara autentik.
Liriknya pun berkembang mencapai babak kedua yang mengaitkan makna hidup dengan alam semesta. Padu padan tersebut dibalut dengan budaya Indonesia dama sebuah lagu.
Malam penutupan Hellocalize tak hanya menjadi suguhan lagu dan permainan music saja, tetapi acara ini sekaligus menunjukkan eksistensi musisi lokal yang terus bersinar di indutri musik Indonesia.