Tak Berkategori

Apple Kehilangan Rp814 Triliun dalam Sehari

apahabar.com, JAKARTA – Awal tahun 2019 masih tak bersahabat buat Apple. Setelah harus mengumumkan turunnya proyeksi…

Featured-Image
Awal tahun 2019 masih tak bersahabat buat Apple. Foto-Gettyimages

bakabar.com, JAKARTA – Awal tahun 2019 masih tak bersahabat buat Apple. Setelah harus mengumumkan turunnya proyeksi pendapatan untuk kuartal pertama tahun 2019, kini saham dan valuasi Apple ikut terjun bebas.

Dilansir detikINET dari CNBC, Jumat (4/1/2019), nilai saham Apple terjun bebas mencapai hampir 10% dibandingkan dengan hari Kamis (3/1), setelah CEO Apple Tim Cook mengumumkan turunnya proyeksi pendapatan.

Nilai saham Apple menjadi USD142,19 per saham saat pasar ditutup dan merupakan nilai terendah sejak bulan Juli 2017.

Turunnya nilai saham Apple juga berimbas kepada nilai valuasinya. Perusahaan yang berbasis di Cupertino, AS ini terpaksa kehilangan USD57 miliar (Rp814 triliun). Ini menjadikan perusahaan yang sebelumnya sempat memiliki nilai valuasi mencapai USD 1 triliun sekarang “hanya” memiliki valuasi di bawah USD700 miliar.

Hal ini menjadikan Apple menempati posisi keempat di peringkat perusahaan publik paling bernilai.

Padahal hanya dua bulan yang lalu mereka menempati posisi teratas. Kini posisi Apple berada di bawah Microsoft, Amazon, dan perusahaan induk Google, Alphabet.

Sejak menjadi perusahaan pertama yang memiliki market cap sebesar USD1 triliun tahun lalu, valuasi Apple memang terus turun.

Pada puncaknya, Apple memiliki valuasi sebesar USD1,1 triliun. Tapi sejak itu mereka telah kehilangan sekitar USD 450 miliar.

Baca Juga:Resmi Dirilis, Ini Harga Oppo R17 Pro Nyaris Rp10 Juta

Kemalangan Apple di awal tahun ini merembet ke mitra suplai mereka. Seperti AMS, perusahaan yang membuat sensor pengenal wajah untuk iPhone X.

Perusahaan asal Austria tersebut terkena efek domino dan kehilangan 20% dari market cap mereka.

Apple sendiri sudah menurunkan proyeksi pendapatan mereka dari sekitar USD89 miliar hingga USD93 miliar menjadi USD84 miliar.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti menurunnya permintaan terhadap iPhone, ekonomi China yang melemah akibat perang dagang, hingga program penggantian baterai iPhone yang semakin murah.

Sumber: Detik.com
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner