Tingkat Kemiskinan Dan Pengangguran

Angka Kemiskinan Turun 9,57%, Menkeu: Tren Pertumbuhan Sangat Baik

Pemerintah mengklaim mampu menekan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di masyarakat.

Featured-Image
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II Tahun 2023 di Jakarta, Senin (06/05/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah mengeklaim mampu menekan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di masyarakat. Hal itu merujuk pada data awal tahun 2023, dimana tingkat pengangguran tercatat 5,45% lebih rendah dari tahun 2022 yang sebesar 5,83%.

Selanjutnya data terakhir kemiskinan, menunjukkan pada tahun 2022 tingkat kemiskinan sebesar 9,57% atau menurun dari tahun 2021 yang sebesar 9,71%.

 "Ini sesuai dengan tujuan kita, tidak hanya dari sisi angka pertumbuhan. Namun, juga kualitas pertumbuhan yang terlihat dari kurangnya angka pengangguran maupun kemiskinan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (22/5) malam.

Angka kemiskinan pernah melonjak menjadi double digit atau di level 10,19% pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Saat ini pun, Sri Mulyani mengupayakan penurunan angka kemiskinan dan pengangguran akan terus diakselerasi hingga berada di bawah level pra pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Peran Vital G7 dan G20, Sri Mulyani: Bantu Negara Berkembang Atasi Krisis

Sri Mulyani meyakini pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca-pandemi semakin membaik dan berkualitas. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali ke tren di atas 5% sejak kuartal IV-2021.

Saat ini, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03% (yoy) pada triwulan pertama 2023. Berbagai indikator perekonomian juga memberikan sinyal keberlanjutan momentum pemulihan ekonomi pada triwulan kedua tahun 2023.

Selain itu, inflasi Indonesia pada periode Ramadan dan Idulfitri lalu sangat terkendali di angka 4,33% (yoy). "Ini merupakan kemajuan yang sangat baik," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner