bakabar.com, JAKARTA - Lembaga Psikolog Terapan Universitas Indonesia (LPT UI) mengungkap bahwa anak yang terlalu sering atau kecanduan menggunakan ponsel berisiko mengalami gangguan mental.
“Anak yang terlalu sering terpaku dengan gawai menurut penelitian itu berpotensi menyebabkan kecemasan, depresi tingkat awal, perasaan tidak berdaya, hingga gangguan mental narsistik," kata Psikolog anak dan keluarga LPT UI, Irma Gustiana Andriani di Jakarta, Sabtu (23/9).
Menurut Irma, risiko gangguan mental tersebut dapat muncul apabila mereka terus-menerus bermain dengan gawai tanpa diimbangi aktifitas fisik dan kurang bermain interaktif secara langsung.
"Aktifitas pasif yang melibatkan anak terhubung dengan alat teknologi canggih dapat menyebabkan anak kurang terlibat dengan dunia luar, bahkan juga berisiko kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya," imbuhnya.
Baca Juga: Oppo A98 5G Tawarkan Chipset Snapdragon 695 dan RAM Gede, Harganya?
Irma menyebut, orang tua juga tidak bisa semerta-merta memisahkan anak generasi Z dan Alpha dari era kemajuan teknologi yang canggih.
Kendai begitu, menurut Irma, sebenarnya teknologi memiliki banyak kebaikan dan manfaat bagi semua, termasuk anak-anak. Namun, penggunaan yang salah dan kurangnya pengawasan orang tua akan membuatnya menjadi buruk.
“Teknologi sebetulnya banyak sekali manfaatnya, namun bila orang tua tidak mengantisipasi, kemungkinan buruknya juga banyak,” ungkapnya.
Hal itu senada dengan penelitian Boston College dari seorang profesor psikologi Amerika Dr. Peter Gray.
Baca Juga: Alasan Orang Memilih Beli Ponsel secara Tunai Dibandingkan Kredit
Menurut dia, sesi “bermain” anak di tahun-tahun awal dan selama sekolah dasar hingga menengah, memiliki dampak yang besar bagi tumbuh kembangnya.
Dampak terbesar adalah dari ponsel pintar dan media sosial. Namun, ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan.
Seperti mengenalkan anak akan pentingnya alam, hingga mengembangkan rasa perwujudan dan mendorong kemandirian setiap anak melalui pola pikir berkembang.