bakabar.com, JAKARTA - Calon legislatif (caleg) yang mencalonkan diri namun tanpa tujuan yang jelas rentan alami gangguan mental. Penting bagi caleg untuk menyiapkan mental kalah sejak awal.
Hal tersebut disampaikan oleh Psikiater sekaligus Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional DR Dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ
“Caleg mencalonkan diri tapi tujuannya tidak jelas, kemudian kalah, pasti kecewa berat,” kata Nova pada diskusi daring, Senin (11/12).
Nova mengatakan, banyak pasien yang pernah gagal saat mencalonkan diri sebagai caleg kemudian terlilit hutang atau kecewa berat hingga depresi dan mengakhiri hidupnya.
Tidak sedikit caleg yang mencalonkan diri hanya untuk tujuan kekuasaan ataupun materil, dan berujung kekalahan.
Menurut Nova, dengan tujuan yang baik, atau benar-benar ingin berjuang untuk negeri, akan memperkecil kemungkinan masalah mental yang dialami.
Nova menyebut, tak sedikit caleg kalah suara yang akhirnya berobat ke psikiater, menyatakan bahwa mereka tidak dapat menerima kekalahan tersebut. Bahkan, tidak hanya caleg yang berobat, namun keluarga hingga tim sukses mereka juga tak jarang yang turut mengalami stres hingga gangguan kesehatan mental akibat kekalahan tersebut.
“Semua kembali ke intensi atau tujuan dari calegnya, kalau intensinya memang kompetisi sehat, tujuannya jelas, punya visi-misi dan lain sebagainya, saat kalah atau menang itu akan sama seperti di kontestasi lainnya,” ujar Nova menjelaskan.
Mempersiapkan mental sebelum dan sesudah terjun ke dunia politik adalah modal utama bagi para pemimpin dan calon legislatif. Menanamkan dalam jiwa untuk siap kalah adalah sebuah keharusan.
Di samping membutuhkan modal yang besar, daftar calon tentu tidak sebanding dengan jumlah kursi yang tersedia.
Untuk itu, Nova menganjurkan para caleg untuk mempersiapkan mental sematang mungkin untuk mengikuti dinamika Pemilu 2024 yang akan datang. Hingga saat ini, sejumlah rumah sakit di berbagai daerah juga telah menyiapkan berbagai kamar dan layanan untuk menangani caleg gagal pada pesta demokrasi mendatang.