Aksi Penodongan

Aktivis ISESS Ditodong Pistol, IPW: Jangan Bungkam Suara Kritis 

AKSI penodongan terhadap peneliti kepolisian dari Institut for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menuai simpati d

Featured-Image
Pistol yang berhasil dirampas peneliti kepolisian dari ISESS, Bambang Rukminto. Foto: Bambang untuk apahabar.com

Empat orang pria berboncengan dengan menggunakan dua sepeda motor tiba-tiba memepet Bambang. "Mereka memepet saya di belokan jalan depan rumah," jelas Bambang.

Dua di antara empat orang tersebut kemudian menodongkan pistol. Mereka meminta Bambang untuk menyerahkan telepon genggamnya. "Saya lirik pistolnya tipis, perkiraan saya air soft gun," jelasnya.

Baca Juga: ISESS: Komjen Dofiri Berpeluang Besar Gantikan Wakapolri Gatot Eddy

Bambang berhasil merebut salah satu pistol dari si penodong yang berada di sisi kanannya. Ia juga sempat melawan dengan memukul si penodong di bagian wajah.

"Kaca mata saya pecah, saya kemudian berteriak 'rampok'," jelas Bambang.

Secara lisan, Bambang sudah melaporkan kasus penodongan yang menimpanya ke Polresta Malang. "Tadi sudah saya laporkan secara lisan ke kapolresta," pungkasnya.

Baca Juga: ISESS Soroti Pembantaian Lansia oleh Preman Tambang di Pengaron!

bakabar.com sudah menghubungi Kapolresta Malang Budi Hermanto untuk mendapat konfirmasi, namun belum ada jawaban.

Selama ini Bambang dikenal vokal mengkritisi kebijakan dan skandal di tubuh kepolisian. Mulai dari peristiwa Duren Tiga, skandal narkoba Irjen Teddy Minahasa, dan Tragedi Kanjuruhan.

"Saya tidak mau berpikir lebih jauh, saya positif thinking saja, ini murni kejahatan jalanan," ujarnya.

Bambang juga meminta polisi terus berpatroli di kawasan tersebut secara intensif. Agar kejadian nahas yang menimpanya tak berulang.

Editor
Komentar
Banner
Banner