'Kecelakaan Kereta Api

Ahli Transportasi Soroti Kecelakaan Kereta di Bandung, Lajurnya Rawan

Kecelakaan kereta antara KA Turangga dan KA Baraya disorot Masyarakat Transportasi Indonesia. Lajur single track dinilai rawan tabrakan.

Featured-Image
Kecelakaan Kereta Api (KA) Turangga dengan KA Lokal Bandung Raya di Cicalengka Kabupaten Bandung disoroti pengamat. Berikut dugaan penyebabnya. Foto: antara/Rubby Jovan

bakabar.com, JAKARTA - Kecelakaan kereta api (KA) Turangga dan KA Lokal Baraya (Bandung Raya) terjadi di lintas Cicalengka-Haurpugur KM 181 + 700, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1) pukul 06.03 WIB.

KA Turanggga jurusan Surabaya-Bandung yang bertabrakan dengan KA Baraya, mengakibatkan empat orang meninggal dunia.

Insiden tabrakan KA Turangga dan KA Baraya disoroti Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).

Menurutnya, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) perlu mendalami pengoperasian di Stasiun Cicalengka.

Baca Juga: Kecelakaan Kereta Api Turangga: Ini Arti Nama dan Sejarahnya

Selain itu, jalur lintasan kereta di lokasi masih terbilang rawan karena masih satu lajur atau single track.

"Single track memang lebih rawan kecelakaan ketimbang lajur double track. Namun kabarnya lajur tersebut memang sedang ingin dibangun jadi double track," ujar Djoko saat dihubungi bakabar.com, Jumat (5/1).

Lajur single track yang terbilang rawan, membutuhkan pengamatan yang lebih hati-hati agar laju setiap kereta yang melintas benar-benar aman.

"Oleh sebab itu ketika memberangkatkan KA dari stasiun, harus lebih hati-hati dan dipastikan kondisinya bebas dari perjalanan KA," jelas Djoko.

Lokasi kecelakaan Kereta Api
Lokasi kecelakaan KA Lokal Baraya dengan KA Turangga di petak Jalan Cicalengka-Haurpugur, Kabupaten Bandung masih menggunakan lajur single track yang dinilai rawan tabrakan. (Foto: Biro Adpim Jabar)

Baca Juga: Kecelakaan Kereta di Bandung, Pakar: Jalur Ganda Harus Segera Dibangun

Menurut pengamatannya dari insiden sebelum-sebelumnya, kecelakaan KA Turangga dan KA Baraya kemungkinan karena adanya human error.

"Human error ini beragam. Bisa saja miskomunikasi hingga salah kirim informasi. Sehingga lajur yang seharusnya sudah tidak ada KA, dalam laporannya justru terdapat kesalahan," kata Djoko.

Namun ia menyebut, kejelasan penyebab tabrakan kereta ini sedang dalam proses investigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan beberapa pihak.

"Ada baiknya kita menunggu hasil investigasi KNKT dahulu untuk mengetahui penyebabnya," tutup pria yang menjabat Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat tersebut.

Baca Juga: Kereta Api Impor Bermasalah, MTI: Pemerintah Harus Buat Sendiri

Sebagai informasi, PT KAI sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengusut penyebab kecelakaan KA Turangga dan KA Baraya.

Pihak yang dilibatkan antara lain KNKT, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, TNI / Polri hingga Badan SAR Nasional (Basarnas).

Editor
Komentar
Banner
Banner