Pemkab Tabalong

75 Persen Bangunan Rombel SD di Tabalong Sudah Bagus, Pemkab Masih Harapkan DAK

Pemerintah Kabupaten Tabalong melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terus melakukan perbaikan ruang kelas pada Sekolah Dasar (SD).

Featured-Image
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tabalong. Foto - apahabar.com/Muhammad Al-Amin

bakabar.com, TANJUNG - Pemerintah Kabupaten Tabalong melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terus mengupayakan perbaikan ruang kelas pada Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Khusus untuk SD, saat ini ada kurang lebih 1.500 rombongan belajar dari 220 sekolah dasar yang tersebar di 12 kecamatan. Dari jumlah tersebut, hampir 75 persen bangunannya dalam kondisi bagus. 

"Untuk sisanya juga masih layak dipergunakan, cuma ada palfonnya yang rusak, ada yang dindingnya rusak. Ini yang harus kita perbaiki lagi," kata Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar pada Disdikbud Tabalong, Hasbi, baru-baru tadi.

Baca Juga: Lagi Duduk Santai, Pengedar Sabu di Tanbu Diciduk Polisi

Proses rehab mengandalkan dana APBD Tabalong. Namun, kata Hasbi, pihaknya masih mengharapkan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Masalahnya, lanjut dia, pada alokasi DAK pemerintah pusat mengandalkan data pokok pendidikan (Dapodik) yang mengandalkan akurasi data dari sekolah untuk mengupload tingkat kerusakannya.

"Kalau sekolah meng-upload dan menghitung kurang bagus, akhirnya terbantahkan. Contoh tahun ini kita hanya Rp3,3 miliar mendapatkan DAK. Padahal sebelumnya sekitar Rp 9 miliar," ungkap Hasbi.

"Namun kita tidak tahu penyebab berkurangnya, apakah karena hal tersebut atau memang keuangan negara yang terbatas?" imbuhnya.

Baca Juga: Hujan Petir Ancam 8 Daerah Kalsel Siang Ini, Banjarbaru-Martapura Waspada

Sementara itu, dari 220 SD, hampir semuanya sudah bangunan permanen. Namun, di daerah-daerah terpencil yang dibangun semi permanen, seperti di Dambung Raya dan Misim, karena kendala distribusi material ke lokasi. 

Selain di daerah terpencil, SD yang masih semi permanen juga ada di daerah rawa seperti Desa Hapalah, Banua Lawas, yang memerlukan untuk tongkatnya berbahan kayu ulin.

"Di sana bangunannya masih semi permanen, tapi sekarang arahnya sudah ke bangunan permanen," pungkas Hasbi.

Editor


Komentar
Banner
Banner