Pembangunan Berkelanjutan

3 Negara ASEAN Ini Kalahkan Tren Positif SDGs Indonesia

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai tren pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) menunjukan tren posi

Featured-Image
Ilustrasi pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Foto: amf.or.id

bakabar.com, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai tren pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia menunjukan tren positif.

Pada 2023 skor indeks SDGs Indonesia memiliki skor 70,2 persen. Skor tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat 75 dari total 166 negara di dunia.

Skor indeks SDGs Indonesia tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Pada 2022, Indonesia berada di peringkat 82 dengan skor 69,2 persen. Adapun pada 2021, Indonesia berada di peringkat 97 dengan skor 66,3 persen.

Baca Juga: Pembangunan Berkelanjutan Tak Menjadi Topik Familiar bagi Capres-Cawapres

"Tren SDGs Indonesia dari tahun ke tahun positif," kata Head of Center Food, Energy and Sustainable Development INDEF, Abra P.G. Talattov dalam Diskusi Publik Mengurai Gagasan Cawapres Mengenai Isu Pembangunan Berkelanjutan: Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Kamis (18/1).

Meski tren SDGs dari tahun ke tahun positif, Indonesia masih kalah dari tiga negara kawasan ASEAN seperti Thailand berada di peringkat 43 dengan skor 74,74 persen.

Disusul Vietnam dengan peringkat 55 memiliki skor 73,32 persen. Selanjutnya, Singapura dengan peringkat 64 dengan skor 71,78 persen.

Baca Juga: Prabowo Ingin Tingkatkan Belanja Negara, CORE: Bukan Soal Keberanian!

Abra menilai peringkat tersebut ditentukan oleh komitmen negara melakukan SDGs yang memiliki 221 indikator. Dari total indikator tersebut, Indonesia telah menyelesaikan 133 indikator atau setara 60 persen.

Sedangkan 36 indikator lainnya atau setara 16 persen masih berada di bawah target. Disusul 52 indikator atau setara 24 persen yang masih perlu perhatian khusus.

"Ini perlu kita tagih dan kesadaran komitmen masing-masing kandidat," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner