Hari Pangan Sedunia

16 Oktober, Hari Pangan Sedunia

Makanan menyatukan orang-orang dengan berbagai cara, mulai dari pertemuan keluarga hingga kencan pertama.

Featured-Image
Poster Hari Pangan Sedunia 2023. Foto: fao.org

bakabar.com, JAKARTA - Makanan menyatukan orang-orang dengan berbagai cara, mulai dari pertemuan keluarga hingga kencan pertama.

Hari Pangan Sedunia atau World Food Day bukan hanya tentang merayakan makanan menakjubkan yang berhak dinikmati oleh banyak orang, namun juga tentang meningkatkan kesadaran bagi orang-orang yang tidak memiliki hak istimewa tersebut.

Kelaparan merupakan masalah besar di sejumlah negara, dan kita perlu berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kesadaran dan mengatasi masalah ini. Hari Pangan Sedunia juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran tentang pola makan sehat dan apa yang dibutuhkan tubuh.

Sejarah Hari Pangan Sedunia

Melansir daysoftheyear, Hari Pangan Sedunia ditetapkan pada tahun 1945 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), sebuah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun baru 34 tahun kemudian hari itu diakui sebagai hari libur dunia pada konferensi FAO ke-20 pada bulan November 1979.

Setelah itu, 150 negara terus merayakan hari tersebut setelah mendapat pengakuan resmi dari PBB. Sejak tahun 2014, popularitas hari ini telah digunakan untuk mempromosikan gagasan memberi makan dunia dan mengentaskan kemiskinan di negara-negara pedesaan.

Prinsip utama yang dirayakan pada Hari Pangan Sedunia adalah peningkatan ketahanan pangan di seluruh dunia, terutama pada saat krisis. Peluncuran Organisasi Pangan dan Pertanian oleh PBB telah memainkan peran besar dalam mewujudkan tujuan mulia ini.

Baca Juga: 26 September, Hari Perayaan Internasional 'Menulis Pernyataan Cinta'

Perayaan tahunannya berfungsi sebagai penanda pentingnya organisasi ini dan membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberhasilan kebijakan pertanian yang harus diterapkan oleh pemerintah di seluruh dunia untuk memastikan tersedianya pangan yang cukup bagi semua orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, Hari Pangan Sedunia menggunakan hari perayaan tahunannya untuk fokus pada berbagai aspek ketahanan pangan dan pertanian, termasuk komunitas nelayan, perubahan iklim, dan keanekaragaman hayati.

Sejumlah tema berbeda telah dikaitkan dengan Hari Pangan Sedunia selama bertahun-tahun. Beberapa tema sebelumnya antara lain: Iklim sedang berubah, Pangan dan pertanian juga harus, Perlindungan Sosial dan Pertanian: Memutus Siklus Kemiskinan Pedesaan dan Memberi Makan Dunia, Merawat Bumi.

Banyak organisasi berbeda di seluruh dunia kini merayakan hari ini, termasuk Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian dan Program Pangan Dunia. Banyak dunia usaha juga ikut ambil bagian.

Hari Pangan Sedunia adalah sebuah pengingat bahwa berkumpul bersama teman dan keluarga di meja yang tertata rapi adalah sebuah keistimewaan yang tidak semua orang bisa nikmati, namun merupakan sesuatu yang harus dialami semua orang.

Tema Tahun Ini Berpusat pada Air

Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini berpusat pada air, menekankan peran pentingnya dalam makanan bergizi dan sehat. Pengelolaan air berkelanjutan untuk pertanian dan produksi pangan sangat diperlukan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan , dan melestarikan air untuk generasi mendatang.

Ilustrasi Berkumur dengan Air Garam - apahabar
Ilustrasi Berkumur dengan Air Garam. Foto: Women's Health

“Air adalah Kehidupan, Air adalah makanan: Jangan tinggalkan siapa pun." Merupakan tema dari Hari Pangan Sedunia 2023. Air sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Air membentuk lebih dari 50% tubuh dan menutupi sekitar 71% permukaan bumi.

Hanya 2,5% air yang segar, cocok untuk minum, pertanian, dan sebagian besar keperluan industri. Air adalah kekuatan pendorong bagi manusia, perekonomian dan alam serta fondasi pangan. Memang benar, pertanian menyumbang 72% dari pengambilan air tawar global, namun seperti semua sumber daya alam, air tawar tidak terbatas.

Pertumbuhan penduduk yang pesat, urbanisasi, pembangunan ekonomi, dan perubahan iklim menjadikan sumber daya air di bumi semakin tertekan. Pada saat yang sama, sumber daya air bersih per orang telah menurun sebesar 20% dalam beberapa dekade terakhir dan ketersediaan serta kualitas air menurun dengan cepat akibat buruknya penggunaan dan pengelolaan selama beberapa dekade, ekstraksi air tanah yang berlebihan, polusi dan perubahan iklim.

Baca Juga: Hari Peduli Sedunia, Bagaimana Perayaan Kemanusiaan Ini Bermula?

Manusia Berisiko menghabiskan sumber daya yang berharga ini hingga tidak dapat kembali lagi. Saat ini, 2,4 miliar orang tinggal di negara-negara yang kekurangan air. Banyak dari mereka adalah petani kecil yang sudah berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya perempuan, masyarakat adat, migran, dan pengungsi.

Persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang tak ternilai ini semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kelangkaan air yang menjadi penyebab konflik. Sekitar 600 juta orang yang hidupnya bergantung pada sistem pangan perairan, menderita dampak polusi, degradasi ekosistem, praktik tidak berkelanjutan, dan perubahan iklim.

Editor


Komentar
Banner
Banner