keracunan massal

129 Santriwati di Bondowoso Keracunan Massal, Polisi Amankan 21 Barang Bukti

Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso mencatat terjadi penambahan jumlah santri Pondok Pesantren (Ponpes) Kauman yang menjadi korban keracunan massal 129 orang.

Featured-Image
Korban keracunan massal di Bondowoso ditandu untuk mendapatkan perawatan medis, Kamis (6/7). Foto: Polres Bondowoso

bakabar.com, BONDOWOSO - Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso mencatat terjadi penambahan jumlah santri Pondok Pesantren (Ponpes) Kauman yang menjadi korban keracunan massal 129 orang dari sebelumnya 102 orang.

Kasatreskrim Polres Bondowoso, AKP Joko Santoso menjelaskan, rata-rata santriwati yang menjadi korban bergejala mual, muntah, diare dan demam tinggi di atas 38 derajat Celcius.

Polisi kemudian mengamankan 21 barang bukti di Ponpes Kauman Blok Alhasani Alathifi (khusus santriwati) tersebut.

"Di sana kami mengamankan sisa makanan seperti soto, tahu, tempe, snack, sate serta bumbu dan peralatan dapur yang habis dipergunakan," ujarnya, Kamis (6/7).

Baca Juga: Santap Daging Kurban, Warga di Surabaya Keracunan Massal!

Selain menguji lab puluhan barang bukti itu, polisi juga mengorek keterangan sejumlah saksi di TKP.

"Kami mintai keterangan dari saksi juru belanja, juru masak, juru packing yang menyajikan makanan untuk santri," terang Joko.

Hasil pemeriksaan sementara, gejala muntaber sebenarnya muncul diawali dari kalangan santri putra setelah momen Iduladha beberapa waktu lalu.

"Langkah-langkah kita selanjutnya yaitu melakukan pendalaman dan pemeriksaan medis di laboratorium," jelas AKP Joko.

Baca Juga: 41 Orang di Kendari Diduga Keracunan Usai Makan Soto

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bondowoso mengatakan mulanya pada Selasa (4/7) korbannya mencapai 102 orang, dan jumlah korban bertambah 27 orang.

"Jumlah santriwati yang bergejala bertambah, sekarang sebanyak 129 santriwati. Rata rata mengalami muntaber," kata Tuhu Suryono.

Dari jumlah itu, kata Tuhu, sebanyak 89 santriwati di antaranya dirawat inap dan 40 sisanya menjalani rawat jalan.

Dokter pelaksana di RSUD Bhayangkara Bondowoso, dr. Ramadhan Sudiono menuturkan, rata-rata santriwati yang menjadi pasien mengalami peningkatan jumlah sel darah putih di atas 10 ribu.

Baca Juga: Polresta Mataram Selidiki Penyebab Puluhan Warga Keracunan Makanan

Kenaikan jumlah sel darah putih tersebut berada di angka 11-14 ribu. Kondisi tersebut yang dipastikan terdapat infeksi bakteri di sistem pencernaan.

Ketika diperiksa, ditemukan serangan bakteri Salmonella Typhosa yang biasa menyebabkan penyakit Tyfus.

"Penyebaran dari bakteri Salmonella Typhosa ini bisa berasal dari alat makan, bahan makanan dan lingkungan yang tidak bersih," tutur dr. Ramadhan.

Oleh sebab itu, maka disimpulkan jika ratusan santriwati yang bergejala muntaber itu bukan keracunan.

Baca Juga: Polresta Mataram Selidiki Penyebab Puluhan Warga Keracunan Makanan

"Bukan keracunan tapi akibat terinfeksi bakteri di bagian lambung," terang dr. Ramadhan.

Pada kasus serupa yang tidak tertangani, lanjut dr. Ramadhan, bakteri Salmonella Typhosa bisa menyebabkan kematian.

"Akibat hancurnya dinding lambung dan terjadi pendarahan. Meskipun kasus kematian akibat bakteri sangat jarang," ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner