bakabar.com, JAKARTA – Sebanyak 12 dari total 20 orang anak buah kapal (ABK) dinyatakan hilang atau belum diketahui keberadaannya, setelah kapal kargo Xing Shun 01 asal Vietnam dinyatakan karam di laut lepas Pantai Kaoshiung, Taiwan.
“Salah satu korban hilang ini satu angkatan saya dari PIP (Politeknik Ilmu Pelayaran) Makasar, angkatan 30. Rekan saya ini asalnya dari Kabupaten Bulukumba, Sulsel, bernama Andi Agung Mattola,” kata rekan seangkatan korban, Ikonium seperti dilansir Antara, Sabtu (5/11).
Hingga kini, Ikonium belum kembali menerima kabar terbaru atas karammnya kapal kargo pengangkut 10.000 ton semen tersebut.
Baca Juga: Google Doodle Hari Ini: Raja Ali Haji sang Pelopor Gurindam 12 yang Tersohor
Sementara itu, berdasarkan kabar dari pihak Pelabuhan Laut di Jakarta, sebanyak 12 orang ABK asal Indonesia tersebut dinyatakan belum ditemukan. Sebelum kapal kargo tersebut dinyatakan karam, sebanyak tiga ABK sempat diturunkan dari kapal, hingga diangkut dengan helikopter karena mengalami kecelakaan kerja.
Sedangkan 17 ABK lainnya berusaha menyelamatkan diri dengan menaiki sekoci di atas kapal untuk mencari pesisir pantai terdekat. Namun saat coba diselematkan kapal kontainer yang saat itu melintas, sebanyak 12 ABK lainnya belum diketahui statusnya.
“Selang sehari, baru kami dapat informasinya. Yang tenggelang ini kapal membawa semen, kebetulan lagi pelayaran menuju Kasuin, Taiwan, lalu terjadi problem mesin. Ditambah lagi cuaca buruk, istilah kami terombang ambing di tengah laut,” jelas Ikonium.
Baca Juga: Ketimpangan Digital Jadi Penghambat UMKM Mikro
Berdasarkan rekaman video amatir, terlihat seorang kru kapal pengangkut kontainer Ever Green sedang melintas di lokasi kejadian di tengah terjadi badai angin Changhua Waihai.
Kru kapal tersebut berusaha menyelamatkan korban dengan menggunakan sekoci korban. Hasilnya, sebanyak lima orang korban berhasil dievakuasi ke atas kapal dalam keadaan selamat. Kapal kargo Vietnam diperkirakan karam sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Adapun lima korban selamat asal Indonesia masing-masing Inggar Prasetya Noordika, Rejeki Muji Sulistianto, Satriyadi Ritonga, Tedyo Arizal Taufik, dan Rinto Calvin Sembiring.