Tokoh Inspiratif

Google Doodle Hari Ini: Raja Ali Haji sang Pelopor Gurindam 12 yang Tersohor

Raja Ali Haji tampil menjadi laman muka Google Doodle. Pemuka dari Negeri Lancang Kuning ini mendapat gelar kehormatannya sebagai Pahlawan Nasional.

Featured-Image
Raja Ali Haji dalam Google Doodle Hari Ini

bakabar.com, JAKARTA - Raja Ali Haji tampil menjadi laman muka Google Doodle hari ini, Sabtu (5/11). Tokoh dari Negeri Lancang Kuning ini mendapat gelar kehormatannya sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada pada 5 November 2004 lalu.

Tak ayal, gelar prestisius itu dinobatkan karena pengaruh pemikirannya terhadap perkembangan dunia Melayu yang amat kental dalam berbagai karya sastra besutannya. Bahkan sampai kini senantiasa dijadikan rujukan dalam tradisi penulisan klasik maupun modern.

Selain itu, sosoknya juga dikenal sebagai ulama kharisnatik yang banyak membuka cakrawala terhadap wacana dan tradisi pemikiran di dunia Melayu.

Raja Ali Haji menjalani serangakain proses belajarnya di Pulau Penyengat, ia jga dikenang sebagai peletak sejarah bahasa Indonesia, sastrawan, cendekiawan, penulis tersohor Riau sejak abad ke-19.

Sastrawan Melayu dalam Jelajah Peristiwa

Bernama lengkap Raja Ali al-Hajj ibni Raja Ahmad al-Hajj ibni Raja Haji Fisabilillah bin Opu Daeng Celak alias Engku Haji Ali ibni Engku Haji Ahmad Riau.

Ia dilahirkan pada tahun 1808 M di pusat Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat (kini masuk dalam wilayah Kepulauan Riau)

Orang-orang Melayu pada masa itu sering mengingat waktu kelahirannya berdasar pada pada peristiwa-peristiwa penting. Di antaranya ia lahir lima tahun setelah Pulau Penyengat dibuka sebagai tempat kediaman Engku Puteri. Atau ia lahir dua tahun setelah benteng Portugis A-Famosa di Melaka diruntuhkan atas perintah William Farquhar.

Tak hanya itu, orang-orang Melayu juga sering memberikan nama anaknya dengan mengambil nama datuk (kakek) apabila datuknya itu sudah meninggal. Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadi kemiripan nama dalam masyarakat Melayu.

Peletak Arus Sastra dalam Gurindam 12

Gurindam 12 merupakan masterpiece seorang Raja Ali Haji yang tersohor hingga kini. Gurindam yang berisikan puisi Melayu lama ini ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 Hijriyah atau 1847 Masehi pada saat ia berusia 38 tahun.

Karya apik yang terdiri dari 12 bait dan dikategorikan sebagai puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridai oleh Sang Pencipta. Dan terdapat pula pelajaran dasar Ilmu Tasawuf tentang mengenal ‘yang empat’, yaitu syari'at, tarekat, hakikat, serta makrifat. 

Bangsawan Riau Pertama yang ke Tanah Suci

Saat remaja, dia menemani ayahnya dalam misi ke Batavia dan berziarah ke Mekah. Sejarah mencatat, keduanya adalah bangsawan Riau pertama yang melakukan perjalanan itu.

Menginjak usia 32 tahun, Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad menjadi bupati, bersanding bersama seorang Sultan muda. Kemudian, dia dipromosikan menjadi penasihat agama.

Saat itulah ia mulai banyak menulis tentang budaya, bahasa, dan sastra Melayu. Karya-karyanya meliputi kamus Melayu, teks pendidikan tentang tugas raja, silsilah Melayu dan Bugis, dan antologi puisi.

Editor


Komentar
Banner
Banner