bakabar.com, JAKARTA – Istri mendiang Presiden Haiti Jovenel Moise, Martine Moise menceritakan apa yang dialaminya dan sang suami beberapa waktu lalu melalui pesan audio yang diunggah di Twitter.
“Saya hidup, terima kasih kepada Tuhan,” katanya dengan bahasa Kreol mengawali pernyataan publik pertamanya usai insiden, seperti dilansir Detikcom yang mengutip AFP, Minggu (11/7).
“Saya masih hidup, tetapi saya telah kehilangan suami saya Jovenel,” tambahnya.
Wanita tersebut pun menceritakan bagaimana awal para pelaku memasuki kediaman mereka dan melakukan penyerangan tiba-tiba.
“Dalam sekejap mata, tentara bayaran memasuki rumah saya dan menembaki suami saya dengan peluru … bahkan tanpa memberinya kesempatan untuk mengatakan sepatah kata pun,” katanya masih dalam pesan audionya.
“Saya menangis, itu benar, tetapi kita tidak bisa membiarkan negara kehilangan arah,” katanya. “Kita tidak bisa membiarkan darahnya… tumpah dengan sia-sia.”
Diketahui Martine Moise dilarikan ke rumah sakit Haiti setelah serangan pada Rabu (7/7) dini hari waktu setempat. Karena luka parah yang dideritanya, ia dipindahkan ke Miami untuk menjalani perawatan intensif.
Hingga kini otak dan motif pembunuhan Moise masih menyisakan tanda tanya. Menurut keterangan polisi Haiti, pembunuhan dilakukan oleh sebuah unit komando beranggotakan 28 orang. Tim pembunuh itu disebut terdiri atas 26 warga Kolombia dan dua warga AS keturunan Haiti.
Para pembunuh Moise disebut sebagai tentara bayaran oleh otoritas Haiti, namun motif dan aktor intelektual di balik pembunuhan itu masih belum jelas.
Dari total 28 tersangka yang terlibat, sebanyak 17 orang di antaranya berhasil ditangkap dalam keadaan hidup, tiga orang tewas, dan 8 lainnya masih diburu. Penangkapan dilakukan di wilayah Petionville, pinggiran ibu kota Port-au-Prince, dengan melibatkan baku tembak antara polisi dan para tersangka.
Otoritas Kolombia menyatakan pihaknya memiliki informasi soal keterlibatan empat perusahaan dalam pembunuhan Presiden Haiti, namun mereka tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Presiden Kolombia, Ivan Duque, dalam pernyataannya mengumumkan bahwa Kepala Direktorat Intelijen Kolombia dan Direktur Intelijen pada Kepolisian Nasional Kolombia akan dikirimkan ke Haiti dengan Interpol untuk membantu penyelidikan.
Usai kematian Moise, tampuk kekuasaan pemerintahan Haiti kini dipegang sementara oleh Perdana Menteri sebelumnya, Claude Joseph.