bakabar.com, BATULICIN – Budaya bersepeda di Kabupaten Tanah Bumbu makin ramai setelah event “Soreride” digelar secara rutin.
Event olahraga dengan pesan lingkungan yang digagas oleh Gentlemans Kustom Bikes mulai digelar sejak September 2019.
Pada Minggu 12 Januari kemarin, event dwi mingguan ini digelar kembali. Pesertanya lebih dari 300 orang.
Goweser dari berbagai macam latar belakang dan usia memulai gowes dari Jhonlin Radio menuju Jalan Lingkar Batulicin, lalu ke kawasan Plajau di Jalan Transmigrasi dan finis di Pelabuhan Batang.
Di Pelabuhan Batang, mereka membagikan bibit tanaman dari Polairut ke seluruh peserta. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan bersih-bersih sampah di sekitar Pelabuhan Batang.
"Peserta ramai sekali. Kami tidak menyangka, karena pas ada beberapa event sepeda di sekitar Tanbu, ternyata antusiasme pesepeda Batulicin lebih memilih ikut Soreride," kata Aries YK, salah satu penggagas Soreride.
Richie Petroza, dari Gentlemans Kustom Bikes, berharap antusiasme goweser terus terjaga. Sebab, pihaknya memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pesepeda dari berbagai usia dan jenis sepeda untuk mengikuti Soreride.
“Dan kita masih konsisten mengusung tagline 'Jangan Nyampah!,'” kata Richie yang dikenal sebagai musisi dan sudah menelurkan beberapa album musik di jalur indie.
Dari sejumlah event yang dilaksanakan, para penggagas Soreride memang begitu konsisten dengan pesan “Jangan Nyampah!”. Dalam setiap event, para pesepeda terus melakukan aksi bersih-bersih sampah di ruang publik yang masih berada di sekitar Batulicin.
Seorang pesepeda, Anto, menilai event Soreride berbeda dengan event serupa lainnya. "Soreride emang beda dengan acara sepedaan lainnya. Konsisten dengan aksi bersih sampahnya. Ini layak untuk selalu diteruskan,” sebutnya.
Soreride juga memiliki sesuatu yang unik. Para goweser memiliki sapaan akrab untuk sesama peserta yaitu “Mantuy!” yang berarti “Mantap Uy”.
Richie Petroza mengklaim kata Mantuy adalah kosa kata baru dalam bahasa Indonesia yang tercipta saat event itu digelar.
“Biasanya diawali dengan teriakan ‘Soreride!’, lalu dijawab dengan ‘Mantuy!’" kata Richie.
"Jadi, biasanya sapaan 'Mantuy!' ini tidak hanya saat acara Soreride. Kalau hari-hari biasa, kita bertemu pesepeda di jalan, lalu kita teriakin 'Soreriiiddeee..!' dan mereka jawab 'Mantuuyy!' maka positif mereka adalah pesepeda yang sering ikut Soreride,” tandas Richie sambil tertawa.
Baca Juga: Belum Dua Pekan di 2020, Kasus Perceraian di Tanbu Sudah Tinggi
Baca Juga: Di Tanah Bumbu, Plastik Dilarang Saat Jamuan Rapat
Editor: Puja Mandela