Nasional

Negatif Narkoba, Sopir Truck Kecelakaan Maut Cipularang Masih Shock

apahabar.com, PURWAKARTA – Tes urine dilakukan jajaran Polres Purwakarta terhadap pengemudi mobil dump truck yang terlibat…

Featured-Image
Satuan Narkoba Polres Purwakarta, melakukan tes urin terhadap sopir dump truck berinisial SB, yang terlibat dalam kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Selasa (03/09). Foto–dok. Humas Polres Purwakarta

bakabar.com, PURWAKARTA - Tes urine dilakukan jajaran Polres Purwakarta terhadap pengemudi mobil dump truck yang terlibat kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91+200, pada Senin (02/09) siang kemarin. Salah satunya sopir berinisial SB (40). Saat tes urine itu, sopir tersebut terlihat masih shock.

Dilansir bakabar.com dari Republika, Kapolres Purwakarta AKBP Matrius, mengatakan, petugas dari Satuan Narkoba sedang melakukan pemeriksaan urin terhadap pengemudidump truck. Pemeriksaan tersebut, merupakan standar operasional untuk mengatahui apakah sopir terpengaruh narkoba atau tidak.

“Jika terpengaruh narkoba atau alkohol pasti tidak konsentrasi. Apakah itu termasuk penyebabnya. Makanya kita cek terlebih dulu,” ujar Matrius, Selasa (3/9).

Petugas yang melakukan tes urine ini, yakni Bripka Asep Harman dan Bripka Firmansyah yang dipimpin langsung Kaur Bin Ops (KBO) Iptu Rudianto. Untuk hasilnya, lanjut Matrius, pengendara tersebut negatif menggunakan narkoba.

“Hasil tes urine menyatakan kalau pengemudi mobildump truckberinisial SB negatif pengguna narkoba atau minuman beralkohol,” jelasnya.

Aparat kepolisian dan petugas terkait, pada hari ini melanjutkan olah tempat kejadian perkara di lokasi kecelakaan beruntun yang mengakibatkan delapan korban meninggal dunia. Olah TKP, berlangsung selama dua jam.

Kepala Unit Kecelakaan Lalulintas Direktorat Lalulintas Polda Jawa Barat, AKP Umar Setiawan, mengatakan, hari kedua pascakecelakaan beruntun, dilanjutkan olah TKP. Selama olah TKP ini, arus kendaraan dari arah Bandung menuju Jakarta menggunakan jalur arah sebaliknya ataucontraflow.

“Selama olah TKP, kita menggunakan teknologitraffic accident analysis(TAA),” ujarnya, Selasa (3/9).

Proses olah TKP ini, lanjutnya, petugas memulai dengan menandai lokasi jalan yang akan dipindai dengan alat bernama 3Dlaser scanner.Lokasi tersebut, diberi tanda angka 1-25 dengan jarak 25 meter dari satu titik ke titik lainnya.

Tujuannya, untuk mengukur panjang TKP (kecelakaan). Panjang, lokasi kecelakaan ini sekitar 500 meter. Selanjutnya, tim gabungan ini, menempatkan alat pemindai secara bergiliran di setiap titik yang telah ditandai dengan cat semprot. Tahapan tersebut, untuk memindai lokasi kecelakaan menjadi data digital.

Baca Juga:Polisi Akan Olah TKP Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

Baca Juga:Anak-Istri Tewas, Suami Korban Kecelakaan Maut Tanah Laut Histeris

Baca Juga:Data Resmi Kecelakaan Maut di Batola, Pelakunya Diduga Oknum PNS

Sumber: Republika
Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner