bakabar.com, BANJARMASIN - Nama Kapten Kodok sebelumnya hanya dikenal sebagai salah seorang mertua dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Ternyata, beliau tak hanya seorang Kapten Kapal biasa, melainkan juga memiliki ilmu keagamaan dan "kekeramatan".
Kapten Kodok adalah gelar dari ayah Tuan Guwat (Go Hwat Nio) salah seorang istri dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Beliau adalah seorang warga keturunan cina yang beragama Islam dan menjadi pemuka agama di masanya.
Pengetahuan agama Kapten Kodok didapat dari menantunya, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datuk Kelampayan.
Menurut penuturan Tuan Guru H Syaifuddin Zuhri, Kapten Kodok diajari oleh Datuk Kelampayan ilmu ketuhanan (ketauhidan).
"Waktu dilajari (diajari) Datuk (Kelampayan) masalah ketuhanan, langsung terabang sidin (beliau terbang) ke Pulau Penyangat, Riau," ujar Abah Guru Banjar Indah -Tuan Guru Syaifuddin Zuhri-.
Di Pulau Penyangat, Kapten Kodok berkebun kopra (kelapa) yang kemudian dijual ke Singapura.
"(Riau) ke Singapura parak (dekat) aja, tinggal menyebrang," ucap Guru.
Kapten Kodok, dimakamkan di Pulau Penyangat. Makam beliau masih bernuansa adat china, yakni dari segi bangunan dan hiasan makam.
"Rumah beliau di Banjarmasin sekarang menjadi lokasi perfustakaan," ungkap Guru.
Baca Juga:Kejadian Ganjil Saat Pemindahan Jenazah Istri dan Anak Datuk Kelampayan
Baca Juga:Kisah Penghulu Rasyid, Pejuang yang Makamnya Menjadi Destinasi Wisata
Editor: Muhammad Bulkini