bakabar.com, SAMARINDA – Kawasan Karst di Sangkulirang di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bakal menuju kehancuran jika nantinya pembangunan pabrik semen benar berdiri.
Membentang hingga ke Kabupaten Berau serta memiliki luas kurang lebih 2,1 juta Ha, kawasan tersebut menggoda para investor untuk menyulapnya menjadi bahan baku semen, marmer atau batu kapur.
Informasi yang dihimpun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), sudah ada 13 investor yang antre untuk mengeruk di bentang alam unik tersebut.
Ekosistem karst memiliki keunikan baik secara fisik yang ditandai dengan perbukitan, lembah-lembah terjal, gua dan sungai bawah tanah, maupun keanekaragaman hayati.
Kawasan yang dikenal memiliki karakteristik relief dan drainase yang khas itu hasil dari derajat pelarutan batu-batuan yang intensif, terutama batuan gamping dan dolomit.
Menurut Staf Departemen Advokasi dan Kampanye ED Walhi Kaltim, Hafid Prasetyo dalam keterangan resminya, Senin (25/30), uniknya ekosistem tersebut membuat karst berpotensi terutama sebagai pemasok ketersedian air tanah atau air bersih.
Baca Juga: Demo Pabrik Semen Ricuh, Polisi dan Mahasiswa Sama-Sama Dilarikan ke RS
Kini dengan perkembangannya, sebagian besar kawasan karst telah menjadi lokasi wisata alam, budaya dan ilmiah.
Tetapi tak luput pula dari ancaman kelestarian akibat adanya rencana investor untuk mengelola SDA di sana.
Anehnya, sebagai "tandon" air bersih di kawasan karst tersebut, Pemprov Kaltim sepertinya justru memberikan jalan mulus untuk rencana eksploitasi.
Sebab sudah ada 3 izin lokasi diterbitkan untuk pengerukan. Ditambah lagi dengan adanya rencana pendirian pabrik semen di kawasan Kutim membuat keterancaman karst semakin nyata di depan mata.
Padahal tanpa harus masuknya industri ekstraktif, kawasan karst sudah memiliki nilai tinggi bagi warga sekitar. Potensi alamnya yaitu hutan kayu dan non kayu, batuan mineral, potensi wisata alam, serta sarang burung walet cukup menjanjikan dan memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat setempat.
Kemudian keanekaragaman hayati yang ditawarkan kawasan karst ini juga sangat kaya karena tempat ini dihuni oleh hewan endemik seperti orangutan dan beberapa fauna endemik lainnya.
Baca Juga: Tiga Isu Lingkungan Kalsel, Walhi: Wajib Jadi Prioritas Capres
Beragamnya flora seperti jamur mata sapi, anggrek kuping gajah, kantong semar, cemara gunung yang memiliki akar seperti pohon bakau, dan beragam jenis lumut.
Penduduk setempat juga banyak menggantungkan hidupnya di kawasan karst itu.
Sehingga Walhi menilai jika rencana pembangunan pabrik semen tersebut harus ditolak. Mengingat dampak kehancuran lingkungan yang terjadi jika nanti pabrik itu benar berdiri.
Ditambah lagi semua eksploitasi yang merusak alam selalu berseberangan dengan tujuan Walhi. Aturan dan perencanaan yang dibuat Pemprov Kaltim seperti RTRW, RZWP3K dan RPJMD mesti ditinjau ulang dengan pengawasan ketat oleh masyarakat.
Sekaligus semua IUP yang ada di kawasan Karst harus dicabut dan tidak ada izin lainnya. Agar masyarakat di sekitar sana bisa mengelola lahan mereka untuk pengembangan ekonomi terbarukan yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Walhi Belum Yakin, Pemkab HST Takut Dipelintir
Editor: Fariz Fadhillah