bakabar.com, BANJARMASIN - Tuan Guru H Anang Ramli Haq atau yang kerap dikenal dengan Guru Anang Ramli Bati-Bati kerap dimintai nasehat dalam permasalahan kehidupan. Satu di antaranya tentang mata pencaharian.
Diceritakan salah satu murid beliau bernama Tuan Guru H Mahmud Hashil. Guru Mahmud menuturkan, beliau pernah membawa orang dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk meminta petunjuk pada Guru Anang Ramli yang berkediaman di Bati-Bati, Kabupaten Tanah laut. Orang tersebut seorang pendulang emas yang hampir bangkrut, dan memiliki utang yang banyak.
"Untuk beli minyak (BBM) saja sudah tidak bisa," ujar Guru Mahmud.
Padahal, BBM sangat berarti bagi pendulang. Tanpa BBM, mesin yang memudahkan pendulang untuk memilah emas, tentu tidak bisa jalan.
Ketika berhadapan dengan Guru Anang Ramli, sambung Guru Mahmud, pendulang itu kebingungan. Karena Guru Anang Ramli mengetahui lebih banyak dari apa yang dia kira.
"Jadi, Abah Anang (panggilan Guru Mahmud pada Guru Anang Ramli, red) menggambar sebuah peta tempat pendulangan tersebut di kertas," jelas Guru Mahmud, yang kini berdomisi di Palangkaraya.
Dari peta tersebut, beliau menunjukkan mana galian yang berisi emas dan mana yang tidak.
"Penjelasan Abah Anang tentang tempat pendulangan itu detil. Di mana letak pohon. Bahkan jin yang menghuni di sana pun juga diketahui Abah Anang," terang Guru.
Guru mahmud melanjutkan, setelah memberitahukan mana galian yang berisi emas dan mana yang tidak. Guru Anang Ramli berpesan kepada orang itu untuk berhenti menggeluti profesi tersebut.
"Bila sudah punah utang, baampih aja mendulang. (Apabila utang lunas, berhenti saja mendulang, red)," Guru Mahmud mengutip perkataan Guru Anang Ramli waktu itu.
Orang itu pun kemudian melakukan apa yang telah disarankan oleh Guru Anang Ramli. Dia bisa melunasi utangnya, dan berhenti berprofesi sebagai pendulang.
Tuan Guru H Anang Ramli merupakan ulama karismatik asal Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut. Beliau salah satu Mursyid Thoriqoh Qadiriyah, yang kerap menjadi rujukan banyak masyarakat untuk meminta nasehat.
Pendiri Pondok Pesantren Ubudiyah dan Pengasuh Majelis Ta'lim Asy-Syafaatul Kubro Bati-Bati itu wafat pada 7 Maret 2013.
Editor: Muhammad Bulkini