bakabar.com, BANJARBARU – Alzar Wahid, seorang pengemudi driver online menjadi korban pengeroyokan saat menjemput penumpang di Hotel Weny, Jalan Angkasa Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kamis (14/2) sekira pukul 9 pagi.
Tepat di seberang Indomaret Pariangan, Alzar dicegat oleh puluhan orang yang diduga kuat taksi bandara.
“Mungkin dia (pelaku) melihat penumpang saya masuk ke mobil. Langsung mencegat,” jelasnya kepada bakabar.com, sore tadi.
Adanya gedoran dari sekolompok orang tersebut membuat Alzar tak berani keluar. “Saya tak berani keluar karena banyak supir taksi dari bandara yang mengerumuni,” jelasnya sesuai melaporkan kejadian tersebut ke Polres Banjarbaru.
Baca Juga:Ditemukan 4 Sampel Makanan Mengandung Bahan Berbahaya
Sewaktu dicegat, korban sempat berupaya meloloskan diri. Gagal. Kerumunan supir tadi lebih dulu mengelilingi mobilnya.
Kadung panik, Alzar tak sengaja menginjak pedal gas. Bemper depan Avanza merah itu penyok tertabrak mobil yang menghalanginya.
Upaya dialog yang coba dibangunnya justru dijawab tindakan represif dari para pengepung. Lewat celah jendela, sabetan benda tajam diduga kunci mobil sempat mengenai lehernya.
“Waktu itu disuruh keluar dari mobil sambil ada yang memukul dari kiri dan kanan mobil,” tuturnya.
“Saya panik karena banyak orang yang mengerumuni. Dari sebelah kanan dan kiri mobil ada yang memukul. Sempat menghindar tetapi leher saya luka terkena kunci yang dipukul,” jelasnya.
Korban mengaku tak sempat mengenali wajah para pelaku. Dia berharap polisi dapat segera mengungkap kasus pengeroyokan tersebut. “Laporan saya semoga ditindaklanjuti.”
Di tempat yang sama, Koordinator Wilayah Forum Driver Online Kalimantan Selatan, Ardi menyesalkan tindakan represif tersebut.
Perihal lokasi penyerangan yang tak jauh dari bandara, kata dia, perjanjian tapal batas dengan taksi bandara sebenarnya telah disepakati.
Pun, dengan wilayah-wilayah mana saja yang tak boleh dimasuki driver online untuk menjemput penumpang bandara.
Kata dia, lokasi Alzar menjemput penumpang berada di luar tapal batas dalam perjanjian tertulis pada 14 Januari 2019 lalu itu.
Lebih jauh dia menjelaskan, sosialisasi hasil kesepakatan tersebut untuk mencegah persekusi atau tindakan main hakim sendiri. Sosialisasi sebenarnya sudah sering dilakukan baik sesama driver online maupun Kojatas– taksi resmi bandara.
Seirama, dia mendesak polisi segera menindakanjuti laporan Alzar. “Saya mewakili FDO berharap kasus ini dilanjutkan sampai tuntas,” tegasnya.
Usai melapor, korban pun sempat menjalani visum di Mapolres Banjarbaru.
Baca Juga:Tiket Garuda Turun, Asita Kalsel: Bak Simalakama
Baca Juga:Rawan Perampokan Driver Online, Astra: Lengkapi dengan GPS
Reporter : Reza RifaniEditor: Fariz Fadhillah