Tak Berkategori

Beaguru, Apresiasi untuk Guru Gaza dari Indonesia

apahabar.com, BANJARMASIN – Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali menyalurkan beaguru bagi ratusan guru tahfiz di Gaza…

Featured-Image
Seorang murid nampak belajar mengaji kepada guru tahfzi pernerima program beaguru dair ACT. Foto-istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali menyalurkan beaguru bagi ratusan guru tahfiz di Gaza di Februari ini. Istimewanya, di antara guru yang mendapat beaguru adalah mereka yang juga mengajar para siswa difabel belajar membaca Alquran.

Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Respone (GHR) - ACT melaporkan, apresiasi diberikan kepada 500 guru di Gaza. "Penerima manfaat ini adalah hafiz Alquran yang juga sedang membimbing anak-anak Gaza menghafal Alquran. Sejumlah guru merupakan mahasiswa yang sedang menyeselesaikan studinya," papar Faradiba.

Baca Juga: Layanan Kesehatan Jaga Anak-anak Gaza di Musim Dingin

img

Suasana belajar ngaji di Gaza yang menerima manfaat dari program ACT. Foto-istimewa

Kepala Cabang ACT Kalimantan Selatan Arie Setiawan menyampaikan terima kasih atas kebaikan para dermawan yang telah memberikan dukungan terus untuk program-program ACT di Palestina. "Berbagai program yang hingga hari ini masih bisa kami sampaikan ke

Palestina tak lepas dari peran para donatur, termasuk warga Kalimantan Selatan," ungkapnya.Di Gaza, kelompok-kelompok pembelajaran Alquran terbilang banyak. Sekolah non formal juga menjadi andalan. Hal itu mengingat pendidikan di Gaza tidak lagi normal seiring meningkatnya konflik di wilayah itu.

Hal itu sejalan dengan pemaparan Ustaz Muhammad Husein, ustaz asal Indonesia yang kini menetap di Gaza. Ia menyampaikan pandangannya terkait pendidikan di Gaza. Mahasiswa Indonesia yang kini tengah menempuh pendidikan pascasarjana di Gaza itu mengunjungi kantor ACT di Jakarta Selasa (19/2).

Ustaz Muhammad Husein menjelaskan, kendala pendidikan di Gaza bukan terletak pada bidang eknomi, melainkan lingkungan yang tidak kondusif di ranah pendidikan.

"Sekolah di Gaza itu gratis. Kendalanya bukan di biaya, tapi di transportasi dan perlengkapan sekolah. Hal itu yang menyebabkan mereka tidak fokus belajar. Bicara pendidikan di Gaza bukan hanya lingkungan sekolah, tetapi juga lingkungan rumah. Mungkin saja mereka datang dengan perut lapar?" paparnya.

Belum lagi di masa-masa ekskalasi konflik, pendidikan di Gaza lumpuh total. Selain alasan keselamatan, bangunan sekolah juga kerap kali dijadikan tempat-tempat pengungsian.

Sebab itu, Ustaz Muhammad Husein menyayangkan realita yang ada. Menurutnya, anak-anak Gaza memiliki kecerdasan yang sangat baik.

img

Seorang anak penuh khidmat membaca al Quran. Foto-istimewa

"Standar pendidikan di Gaza begitu tinggi, para pelajarnya cerdas-cerdas. Ketika mereka pindah ke daerah lain, mereka pasti juara," ujarnya.

Selain pemerintah, PBB juga membuka sekolah formal di Gaza. Banyak pelajar yang juga melanjutkan pendidikan ke universitas. Sayangnya, konflik membuat hampir segala sesuatu di Gaza tidak lagi kondusif, termasuk lapangan pekerjaan bagi para pelajar yang telah selesai menempuh pendidikan.

Baca Juga: Cerianya Ratusan Anak Gaza Terima Jaket Hangat

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner