Tak Berkategori

Tuan Guru Mulkani Al Banjari(1), Lulus Pesantren dalam Waktu Singkat

apahabar.com, BANJARMASIN – Di tahun 80-an, naik kelas tidak memerlukan waktu satu tahun penuh. Apabila si…

Featured-Image
Guru H Ahmad Mulkani ketika menjadi penerjemah Habib dari Yaman. Foto – Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Di tahun 80-an, naik kelas tidak memerlukan waktu satu tahun penuh. Apabila si murid dinilai mampu menerima pelajaran dengan cepat, dia dinaikkan tanpa menunggu setahun.

Hal demikian terjadi pada perjalanan hidup Tuan Guru H Ahmad Mulkani Al Banjari atau yang akrab disapa dengan Guru Mulkani. Ulama kelahiran Desa Tunggul Irang (Martapura) 13 Desember 1973 itu diketahui kerap naik kelas di pertengahan tahun. Sehingga, dalam usia muda beliau sudah diperbantukan mengajar di pesantren.

"Masuk Ibtidaiyah kelas 4 di Pesantren Darul Lughah Wadda'wah (Bangil-Surabaya) tahun 86, tahun 90 lulus Aliyah," ujar Guru Mulkani.

Dalam waktu 4 tahun, Guru Mulkani menjalani sekolah di tingkatan Ibtidaiyah, Tsanawiyah hingga Aliyah.

Sebelum ke Pesantren Darul Lughah Wadda'wah di Surabaya, Guru Mulkani bersekolah dasar di kampung halamannya di Martapura.

"Sekolah Dasar pindah-pindah, karena mengikuti orangtua yang berprofesi sebagai pedagang," jelas Guru.

Baca Juga: Tuan Guru Mulkani Al Banjari(2), Murid Pertama Habib Umar bin Hafidz dari Tanah Banjar

4 sekolah dasar tersebut, lanjut Guru Mulkani; SD Tambak Anyar Berkat Sadad (Martapura), SD Keraton Mufakat Abadi (Martapura), Raudhatul Ulum (Bangil), SD Setia Budi Tambak Anyar (Surabaya).

"Tahun 86 lulus SD, kemudian masuk di Pesantren Datu Kelampayan Bangil Pimpinan KH Syarwani Abdan," kata Guru.

Namun, sambung Guru Mulkani, pada waktu itu beliau satu-satunya murid yang hanya lulusan SD, sementara murid yang lain adalah lulusan tingkatan yang lebih tinggi. Maka, dibijaksanai oleh KH Syarwani Abdan untuk belajar di pesantren lain.

"Hanya seminggu di sana. Atas petunjuk Guru Bangil (KH Syarwani Abdan), aku disuruh masuk di Pesantren Darul Lughah pimpinan Habib Hasan Baharun."
Di pesantren baru itu-lah Guru Mulkani melesat, meninggalkan teman seangkatannya, dengan lebih dulu lulus pesantren.

"Tahun 89 sebenarnya sudah diperbantukan mengajar. Tapi, sambil belajar di Aliyah. Setahun kemudian lulus dan langsung mengajar di pesantren itu."

Di tahun 90-an sempat pulang ke kampung halaman, di sana beliau bertamu dengan ulama yang juga kerabatnya, yakni KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang akrab disapa dengan Abah Guru Sekumpul.

Dalam beberapa kesempatan, Guru Mulkani menginap di kediaman Abah Guru Sekumpul. Dari ulama karismatik tersebut beliau banyak mendapatkan ijazah, di antaranya kitab dan wiridan.

4 tahun kemudian (1994 M), Guru Mulkani berangkat bersama 28 murid dari Indonesia, untuk berguru pada Habib Umar bin Hafidz di Pesantren Darul Musthofa, Hadramaut, Yaman.

Baca Juga: Tuan Guru Mulkani Al Banjari(3), Membuka Majelis Mufti Ahmad

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner