bakabar.com, BANJARMASIN– Kurang dari 24 jam, polisi berhasil membekuk pembunuh Dendi (25).Nur Ipansyah alias Ular Tanah disergap tim gabungan jajaran Unit Reskrim Polsek Banjarmasin dan Polres Banjarmasin dalam pelariannya.
“Ditangkap oleh tim gabungan buru sergap dari Polsek Banjarmasin Timur, dan Polres Banjarmasin,” ujar salah satu sumber terpercaya media ini di kepolisian.
Tampak terduga pelaku mengenakan kaus oblong hitam, dengan pengawalan ketat anggota kepolisian berpakaian sipil. Sampai berita ini diterjunkan belum ada konfirmasi resmi lokasi penangkapan pelaku.
Sebelumnya Dendi meregang nyawa setelah menjadi korban pembunuhan sadis di kawasan Jembatan Lima, Jalan Pekapuran Raya, Gang Abut-Abut, Banjarmasin Timur, Senin (7/1) petang.
Sejauh kasus ini dikembangkan, diduga pembunuhan akibat dipicu dendam lama.
Adanya peristiwa itu membuat geger warga sekitar lokasi kejadian dan aparat berwajib langsung melakukan olah TKP serta melakukan penyelidikan dan pengejaran kepada pelaku yang diduga melakukan penusukan.
Sementara itu, menurut keterangan warga sekitar, mereka tidak melihat secara langsung perkelahian itu, namun korban sudah tergeletak dengan kondisi sudah terluka sementara pelakunya melarikan diri.
"Korban dikejar Ular Tanah dari jalan Pekapuran masuk ke dalam Gg. H. Majedi. Dan setelah itu korban sudah bersimbah darah," ujar saksi Muhamad Ervan (17).
Lokasi kejadian juga sempat menjadi perhatian warga sekitar dengan melihat langsung lokasi korban tergeletak setelah korban dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kasi Humas Polsek Banjarmasin Aiptu Partogi mengatakan, peristiwa nahas tersebut terjadi saat Dendi terlibat perkelahian sambil menggunakan senjata tajam dengan seorang pelaku berinisial Ular Tanah yang diduga sebagai preman kampung.
"Diduga aksi perkelahian yang berujung pembunuhan terhadap korban dipicu akibat dendam lama. Saat korban Dendi sebelumnya melakukan penganiayaan terhadap pelaku pada bulan april 2018," kata Aiptu Partogi mewakili Kapolsek Kompol Uskiyansah kepada Apahabar.com di Banjarmasin.
Tak perlu menunggu lama, Pencarian terhadap pelaku akhirnya menemukan titik terang saat seorang warga melihat keberadaannya. Tak ingin buruannya lolos, polisi langsung mendatangi tempat persembunyian pelaku di rumah kerabatnya.
“Dari informasi warga itu, kemudian kami tindak lanjuti dengan penangkapan bersama petugas Polresta Banjarmasin. Kasusnya ditangani Polresta ya, ” pungkas Partogi
Sebelumnya, Mujanti (53) mengaku tak memiliki firasat apapun sebelum kepergian Dendi, anak angkatnya, Senin (7/1) sore tadi. Dendi sebelumnya pamit untuk pergi mengamen.
“Tidak ada firasat apapun, biasanya dia (korban) turun sendiri untuk main gitar di dekat rumah. Dapat kabar meninggal pun, saya dari orang. Sampai di sana sudah tergelatak Dendi ini,” jelas ibu angkat dari korban ini.
Rupanya ia adalah anak angkat dari Mujianti (53).
Jasad Dendi, kata Mujianti, ditemukan di tempat kejadian perkara yang berjarak selemparan baru dari kediamannya.
“Sebab statusnya yang tidak punya keluarga dan pekerjaan tersebut (pengamen, Red) mempengaruhi sifatnya yang pendiam di kalangan masyarakat,” jelasnya.
Walaupun tidak ada ikatan darah, pria kelahiran 1992 itu, sudah Mujianti anggap sebagai keluarga. Dendi diperlakukan bak darah dagingnya sendiri. Sebabnya, Dendi telah dirawatnya sejak usai 7 tahun. Kasus pembunuhan anaknya itu terasa menyesakkan baginya.
Sejak kecil, Ia mengenal korban tidak mempunyai musuh karena dikenal sebagai sosok yang pendiam. “Tidak pernah mencari permasalahan dengan orang lain.”
Ia sangat menyesalkan kejadian ini, mengingat anak angkatnya ditemukan mengembuskan napas dengan sejumlah luka tusukan di bagian hati dan luka sobek di bagian kepala akibat benda tajam.
Dari pantauan di ruang mayat RSUD Ulin Banjarmasin, tampak jasad korban dimandikan oleh sang adik, Muhammad Irfan. Rencananya korban akan dikebumikan di dekat rumahnya kawasan Jalan Pekapuran A.
Reporter: Eddy Andriyanto
Editor: Fariz Fadhillah