bakabar.com, SAMARINDA- Gubernur Kaltim Isran Noor menargetkan tahun ini pengembangan tanaman sukun di lahan-lahan tidak produktif dan terlantar bisa dilakukan.
Menurut dia, hal ini sebagai upaya mendukung program diversifikasi pangan atau penganekaragaman konsumsi pangan.
Diversifikasi pangan selain salah satu upaya untuk memperkuat ketahanan pangan juga mengurangi beban konsumsi beras yang semakin tinggi, bahkan terus meningkat setiap tahun.
"Penduduk kita bertambah dan volume konsumsi beras semakin besar. Kondisinya akan semakin rumit, ketika suplai pangan terutama beras tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Diversifikasi pangan perlu dan sukun mulai kita kembangkan pada 2019 ini," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima media ini, Kamis (3/1).
Baca Juga: Tol Balsam Jalan Terus, Maloy Siap Diresmikan Jokowi
Diakuinya, Kaltim saat ini untuk sektor pertanian walaupun memiliki potensi lahan yang cukup besar namun masih menghadapi permasalahan.
Terutama masalah pangan khususnya komoditi beras yang masih mengalami kekurangan produksi, sehingga mendatangkan dari daerah lain bahkan impor dari negara lain.
Gubernur menyebutkan konsumsi beras 113 kg per kapita per tahun atau kebutuhan sekitar 70 ribu ton pertahun untuk memenuhi konsumsi masyarakat.
"Tapi kalau itu diturunkan menjadi 85 kg per kapita per tahun maka kita masih kekurangan sekitar 35-40 ribu ton per tahun," sebutnya.
Karena itu lanjut gubernur, masyarakat harus berusaha mengubah atau mengurangi pola makan yang selama ini masih besar ketergantungan kepada beras.
"Kita gunakan tanaman lain. Sumber pangan lain dan karbohidrat lain di luar beras atau nasi. Kita sudah belajar ke mana-mana. Diversifikasi pangan harus digalakkan," harapnya.
Isran menambahkan tanaman sukun tidak semata untuk produksi dan konsumsi tetapi jenis tanaman ini mampu memperbaiki kondisi lingkungan dan hutan.
Editor: Fariz