bakabar.com, JAKARTA – Permainan sangat digemari tidak hanya anak-anak tetapi juga orang dewasa. Permainan yang memerlukan aktivitas di luar ruangan dapat merangsang perkembangan fisik anak. Anak perlu berlatih gerakan-gerakan tubuh (motorik) untuk perkembangan fisiknya. Bermain di luar ruangan di antaranya bermain bola, memanjat, berseluncur, dan melompat.
Sama halnya orang dewasa yang dianjurkan berolahraga untuk kebugaran badan, anak pun membutuhkan aktivitas di luar ruangan untuk perkembangan fisik. Di zaman sebelum teknologi maju seperti sekarang ini, anak-anak gemar bermain beragam permainan tradisional.
Dilansir dari Sahabat Keluarga Kemdikbud.go.id bahwa permainan tradisional dapat meningkatkan perkembangan sosial anak. Permainan tradisional yang dimainkan oleh beberapa anak memungkinkan terjadi interaksi sosial. Contoh permainan tradisional yang bagus adalah gobak sodor, kucing-kucingan, congklak, gasing, dan engkle.
Seiring beranjaknya waktu, kemajuan teknologi semakin pesat. Kemunculan teknologi internet memudahkan pengguna untuk mengakses. Banyak juga muncul permainan modern yang semakin canggih yang menawarkan sejumlah kesenangan, keasyikan, kemudahan, dan ketagihan.
Mulai dari video game hingga permainan berbasis internet (online game). Dengan menjamurnya warung internet, menjamur pula permainan-permainan berbasis internet.
Warung internet dipenuhi oleh siswa-siswa tidak hanya untuk membantu menyelesaikan tugas sekolah, tetapi juga untuk bermain. Tidak jarang orang tua memarahi anaknya karena menghabiskan uang dan waktunya untuk bermain online game.
Onlinegame dapat menimbulkan adiksi atau kecanduan bagi pemainnya. Menurut Weinstein, adiksi online game ditandai oleh sejauh mana pemain game bermain secara berlebihan yang dapat berpengaruh negatif bagi pemain game tersebut.
Onlinegame digemari oleh semua kalangan mulai dari anak usia sekolah dasar hingga orang dewasa. Perilaku yang tampak pada anak yang adiksi terhadap online game dapat berdampak negatif pada diri anak. Hal ini memerlukan upaya penanganan yang serius oleh orang tua, guru, dan orang-orang di sekitar.
Upaya penanganan adiksi onlinegame dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Orang tua, guru, dan orang-orang di sekitar perlu bekerjasama untuk mengawasi dan menanggulangi adiksi onlinegame pada anak.
Cara penanganan yang harus dilakukan oleh orang tua yaitu menanamkan nilai-nilai agama kepada anak, mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan motorik berbasis lingkungan (baik di rumah maupun di luar), mengawasi anak ketika bermain gawai (gadget), serta mengatur jadwal belajar dan bermain anak.
Di lingkungan sekolah yang harus dilakukan oleh guru dan pihak sekolah di antaranya adalah mengadakan seminar bagi orang tua dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai adiksi onlinegame dan menambahkan materi penyuluhan penanganan adiksi onlinegame pada saat kegiatan ekstrakurikuler anak di sekolah.
Di lingkungan masyarakat, perlu digalakkan kegiatan gotong royong semacam menghias kampung untuk menjalin hubungan sosial antarsesama dan menarik perhatian anak dari online game.
Sumber: Majalan 1000Guru
Editor: Syarif