bakabar.com, BANJARMASIN – Puluhan anggota TNI-AD dari Kodim 1005 Marabahan dan Korem 101/Antasari Kalimantan Selatan kembali dikerahkan untuk membantu pelaksanaan optimalisasi lahan yang ada di lokasi Hari Pangan Sedunia di Desa Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala.
WA Asisten Teritorial (Aster) Kasad Brigjen TNI Gathut Setyo Utomo usai meninjau lokasi lahan di Desa Jejangkit Rabu mengatakan, pihaknya akan selalu mendukung pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan.
Menurut dia, pelaksanaan penanaman di lahan ekspelaksanaan HPS tersebut, merupakan upaya optimalisasi lahan, yang awalnya hanya tanam pada saat kemarau akan diupayakan bisa tanam pada musim penghujan.
“Kegiatan tanam yang bakal dimulai pada Kamis (13/12) merupakan upaya optimalisasi, sekaligus memberikan contoh kepada masyarakat, bahwa menanam pada musim penghujan juga bisa berhasil dengan baik,” katanya.
Rencananya, para anggota TNI tersebut akan menanam padi jenis unggul, sehingga petani ke depan bisa melaksanakan panen satu tahun dua hingga tiga kali.
Pada tahap awal, anggota menanam di lahan seluas sekitar 50 hektare dari total lahan seluas 240 hektare.
Setelah itu, akan dievaluasi bagaimana hasilnya, bila bagus maka penanaman akan dilanjutkan dan diharapkan upaya tersebut, bisa ditiru oleh para petani.”Berapa jumlah pasukan yang kita turunkan, akan disesuaikan,” katanya.
Saat ini, beberapa pekerja terlihat sedang melakukan penyelesaian pembangunan tanggul-tanggul air yang berada di sepanjang lokasi pertanian. Selain itu, beberapa pekerja juga melakukan proses pengaspalan jalan di sepanjang lokasi pertanian Jejangkit, sehingga jalan yang awalnya sudah aspal, bertambah mulus.
Terlihat hamparan lahan, yang pada saat HPS dipenuhi tanaman padi, kini terendam oleh air pasang. Rencananya air tersebut, akan disedot dengan pompa untuk dialirkan ke tanggul-tanggul yang telah dibangun di sepanjang pinggiran sawah.
Kepala Dinas Pertanian Kalsel, Fathurrahman mengatakan, setelah air disedot, maka lahan akan kembali siap ditanami dengan padi jenis unggul. Menurut Fathurrahman, seharusnya proses tanam padi dilakukan pada Oktober, namun karena air masih cukup banyak yang menggenangi persawahan, penanaman mundur hingga Desember.
Diperkirakan, pada Maret 2019, padi tersebut akan dipanen, dan dilanjutkan musim tanam berikutnya pada Maret, kemudian April hingga September akan ditanami dengan padi lokal.
Sedangkan sisa waktu yang ada yaitu September – Oktober, bisa ditanami sayur mayur maupun lainnya, selain padi.
Baca Juga:Sering Bercanda, Mengeluh Sakit Perut di Kampus; Elsya di Mata Sahabat
Sumber : Antara
Editor : Syarif