bakabar.com, BANJARMASIN - Suku Banjar bukanlah suku asing bagi Ustaz Abdul Somad Lc MA (UAS). Di kampung halamannya, Riau, warga keturunan Banjar sudah lama menetap di sana.
Menurut sejarahnya, wilayah Riau yang ditinggali Ustaz Somad banyak terdapat warga banjar. Terlebih di daerah Indra Giri -tempat Ustaz Somad menyelesaikan pendidikan sekolah dasar.
Seorang mufti dari Kerajaan Indra Giri itu adalah ulama Banjar bernama Syekh Abdurrahman Shiddiq Al Banjari, yang tidak lain salah satu keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Untuk diketahui, Syekh Abdurrahman Shiddiq adalah ulama asal Banjar yang mumpuni keilmuannya, dia pernah ditawari menjadi Mufti Betawi (sekarang; Jakarta) oleh gurunya, Habib Utsman Betawi. Namun, tawaran gurunya itu dia tolak dengan halus.
Syekh Abdurrahman yang dikenal dengan Datu Sapat kemudian pindah ke Kedah Malaysia. Di sana, beliau kembali ditawari menjadi mufti, lagi-lagi tawaran itu beliau tolak.
Datu Sapat pun kembali pindah ke Indra Giri, Riau. Di sana, dia kembali ditawari menjadi mufti. Semula tawaran itu juga ditolak. Namun, Sultan Indra Giri terus berupaya membujuk ulama itu, hingga Datu Sapat tak lagi bisa menolak.
Kendati menerima menjadi mufti, beliau mengajukan satu syarat; tidak ingin digaji. Oleh Sultan syarat itu disanggupi, namun Kerajaan Indra Giri menghibahkan sebidang tanah yang luas sebagai tanda terimakasih.
Baca Juga:Mengintip Bocoran Acara Tablig Akbar Ustaz Somad Malam Ini
Menurut peneliti dari Malaysia Almarhum Wan Mohammad Saghir Abdullah, Syekh Abdurrahman Shiddiq bukanlah ulama satu-satunya yang datang ke Riau. Syekh Syihabuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari lebih dulu datang ke Pulau Penyangat, Riau, sepulang dari menuntut ilmu dari Tanah Suci.
Kedatangan ulama-ulama Banjar ke tanah Riau, menjelaskan bahwa ulama Banjar memberi pengaruh keislaman di Tanah Riau. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kitab Parukunan Melayu yang tersebar di tanah Riau.
"Ibu saya belajar salat dari 'Kitab Parukunan Melayu'. Kitab yang ditulis berdasarkan Kitab Sabilal Muhtadin," ungkap Ustaz Somad pada acara Tablig Akbar di Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Kitab Parukunan Melayu di tanah Banjar dikenal juga dengan Kitab Parukunan Jamaluddin, yang menurut sejarahnya ditulis ulama dari kalangan wanita, Syekhah Fatimah bin Syekh Abdul Wahab Bugis.
Dengan demikian, Syekhah Fatimah adalah cucu dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dari anaknya Syarifah yang kawin dengan sahabatnya Syekh Abdul Wahab Bugis.
Baca Juga:Ustaz Somad Ungkapkan Kekaguman pada Ulama Banjar
Editor: Muhammad Bulkini