bakabar.com, KUALALUMPUR – Sebanyak 1,709 pelajar sekolah menengah di Malaysia didapati memakai narkotika dalam pengujian oleh Badan Anti-Narkotika Kebangsaan (AADK) sejak Januari hingga Oktober tahun ini.
Kepala AADK, Datuk Seri Zulkifli Abdullah, sebagaimana dilansir Astro Awani pada Kamis mengatakan pengujian itu dilakukan terhadap lebih dari 41,000 pelajar sekolah menengah berusia 13 hingga 17 tahun di 178 kawasan berisiko tinggi di semua negara bagian.
“Dari 41,741 pelajar yang mengikuti pengujian itu, kami dapati 1,709 positif memakai narkotika, lebih kurang empat persen. Kebanyakan mereka menggunakan metamfetamin,” katanya pada sidang media setelah peluncuran Hotline AADK di Kualalumpur.
Menurut dia, Sarawak mempunyai jumlah pelajar sekolah menengah paling tinggi dinyatakan positif.
AADK juga mendapati perubahan kecenderungan lebih tinggi penggunaan narkotika jenis metamfetamin, yaitu 61 persen, jika dibandingkan dengan jenis narkotika lain.
Penggunaan jenis opiat turun 30 persen.
Zulkifli mengatakan AADK turut memberi kemudahan untuk menjalankan uji narkotika terhadap pegawai di pemerintahan dan swasta terkait program Tempat Kerja Bebas Dadah (Tekad).
“AADK ada melakukan pengujian di lembaga pemerintah dan swasta, namun pada tahun depan, kami akan menggiatkan program dalam usaha membantu menyelamatkan pegawai terjebak narkotika,” katanya.
Dari 178 kawasan berisiko tinggi itu, kata dia, 86 tempat berubah menjadi kuning, lima kawasan menjadi hijau, sementara 87 kawasan tetap merah.
Zulkifli mengatakan kawasan berisiko tinggi dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu merah (penggunaan paling tinggi), kuning (sedang) dan hijau (bersih).
Sumber: Antara
Editor: Muhammad Bulkini