Tak Berkategori

Kiat Komunitas Basnas Kalsel, Sulap Sampah Kampus Menjadi Uang

apahabar.com, BANJARMASIN– Sampah menjadi masalah klasik yang kerap ditemui di mana saja. Tingginya volume sampah, baik…

Featured-Image
ILUSTRASI: Kampus menjadi salah satu penyumbang sampah anorganik atau kertas. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle diperlukan sebagai solusi pengelolaan sampah di sana. Tampak pemilahan sampah di Bank Sampah Mapala Cadas.com, STT Migas Balikpapan oleh mahasiswa. Dok.Pribadi

bakabar.com, BANJARMASIN– Sampah menjadi masalah klasik yang kerap ditemui di mana saja. Tingginya volume sampah, baik organik maupun anorganik di Provinsi Kalimantan Selatan, coba disiasati oleh sebuah komunitas bisnis.

Mereka bertekad mengubah sampah menjadi pundi pundi pemasukan. Ialah Badan Amal Sampah Nasional (Basnas) Kalsel yang bergerak di sektor penyelamatan lingkungan hidup, memberikan atensi lebih terhadap permasalahan tersebut.

Basnas diketahui merupakan komunitas bisnis di bidang lingkungan hidup dengan mengedepankan kesejahteraan masyarakat. “Sekitar 2,5 persen penghasilan dari komunitas bisnis tersebut akan disumbangkan kepada kaum duafa dan panti asuhan,” ujar Mahasiswi FMIFA ULM ini, Senin (19/11) kepada bakabar.com.

Baca:Menyelisik Dugaan Korupsi Retribusi Parkir di Pasar Ulin Raya

Selama ini sampah organik dan anorganik yang terdapat di Kalsel masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah. Oleh sebab itu, pihaknya berencana akan menjadikan sampah organik yang terdapat di pasar tradisional dan kawasan lainnya sebagai pupuk kompos dan biogas.

Sedangkan untuk sampah anorganik akan dijadikan industri kreatif yang bisa menghasilkan rupiah. Demi mencapai tujuan itu, pihaknya akan merangkul petugas kebersihan dalam mengelola sampah organik yang terdapat di pasar tradisional.

Sebab, masyarakat masih belum banyak yang menyadari bahwa sampah organik mempunyai manfaat yang luar biasa. “Kalau sampah organik seperti halnya, sisa-sisa potongan sayur dan potongan ayam,” ujarnya.

Ridha menegaskan pihaknya siap membeli kertas bekas yang tidak terpakai lagi dengan menjadikan mahasiswa sebagai objek utama. Menurutnya, ranah pendidikan khususnya kampus merupakan penyumbang sampah kertas yang jumlahnya relatif banyak di Kalimantan Selatan.

“Daripada dibakar, lebih baik ditukarkan ke komunitas kami. Sembari beramal 2,5 persen untuk saudara kita yang membutuhkan,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa untuk harga beli kertas HVS Rp.1.300/kg, kertas buku Rp. 1.300/kg, kertas buram Rp. 500/kg, koran Rp.2.000/kg dan kardus 1.000/kg.

img2

Pamflet Basnas Kalsel.

Bahkan pihaknya bersedia menjemput langsung ke rumah pihak masyarakat yang ingin menjual atau menyumbangkan kertas bekasnya.

Reporter: Bahaudin QusairiEditor: Fariz



Komentar
Banner
Banner