Presiden Joko Widodo merencanakan penambahan area lahan perkebunan tebu seluas 700.000 hektare untuk mewujudkan peta jalan penyediaan bioetanol.
Tidak ingin bergantung pada impor, pemerintah memperluas program bahan bakar nabati (biofuel) dengan melirik etanol sebagai campuran BBM.
Tidak lama lagi, Pertamina akan meluncurkan Bahan Bakar Baru (BBM) yang mengimplementasikan pencampuran bioetanol 5 persen dengan Pertamax.
Pemerintah akan mengimplementasikan pencampuran bioetanol 5% dengan bahan bakar minyak (BBM) bensin jenis Pertamax.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan produk terbaru PT Pertamina (Persero) berupa Bioetanol siap diluncurkan ke publik dalam waktu dekat.
Indonesia berencana melakukan produksi besar-besaran bioetanol sebagai bahan bakar nabati.
Bioetanol adalah komoditas energi yang dibutuhkan sehingga optimalisasi produk tersebut dapat mengurangi kuota impor minyak dan gas di dalam negeri.