bakabar.com, MARABAHAN – Fasilitas toilet SMPN 5 Belawang di Desa Sumber Rahayu, Kecamatan Wanaraya, Barito Kuala (Batola), ambruk sebagian akibat usia. Akibatnya para murid terpaksa menumpang buang air di masjid atau bahkan pulang ke rumah selama jam pelajaran berlangsung.
Toilet sekolah yang terdiri dari delapan bilik tersebut ditutup total, karena kondisi bangunan dinilai membahayakan. Sebagian tembok terbelah dua dan pondasi tidak lagi mampu menopang beban bangunan.
“Sudah seminggu ini tidak bisa dipakai. Bangunan semakin miring setiap hari,” jelas Ketua Komite SMPN 5 Belawang, Romlan, Senin (27/10).
Meski masih terdapat dua bilik WC di lokasi lain, jumlah yang tersedia jauh dari cukup untuk menampung total 87 siswa.
Ironisnya perbaikan tidak bisa menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), karena kerusakan bangunan sudah melebihi 30 persen. Satu-satunya solusi adalah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) atau Dana Alokasi Umum (DAU) yang harus diusulkan ke pemerintah daerah.
“Kami sudah mengajukan proposal perbaikan dan berharap segera mendapat perhatian dari instansi terkait,” tambah Romlan.
Kondisi tersebut jelas mengganggu kenyamanan belajar. Beberapa siswa bahkan harus bolak-balik ke rumah hanya untuk buang air.
“Biasanya saya pulang sekali dalam sehari untuk ke toilet. Jarak dari sekolah ke rumah sekitar 100 meter,” tutur Teguh Pratama, siswa kelas VII.
Kepala SMPN 5 Belawang, Ainun Nikmah, mengakui situasi tersebut berdampak kepada kedisiplinan dan keamanan sekolah.
Sesuai dengan aturan, pagar sekolah harus tertutup selama jam pelajaran agar murid tidak keluar masuk. Namun keadaan memaksa pihak sekolah membuat pengecualian.
“Dengan kondisi sekarang, kami terpaksa mengizinkan siswa keluar ke masjid atau ke rumah untuk buang air,” tukas Ainun
Bangunan sekolah beserta fasilitas WC itu diketahui berdiri sejak 1994. Meski pernah direhabilitasi di pertengahan 2024, perbaikan hanya menyentuh bagian dalam tanpa memperkuat struktur utama.
Sementara Plt Kepala Dinas Pendidikan Batola, Lulut Widiyanto Putro, melalui Kasi Sarana dan Prasarana SMP, Ahmad Gafuri, membenarkan telah menerima proposal dari SMPN 5 Belawang.
“Kami sudah menerima usulan dari sekolah itu bersama sejumlah sekolah lain, termasuk TK dan SD. Kami pun berupaya memasukkan dalam APBD Perubahan 2025,” jelas Gafuri.
"Namun keterbatasan anggaran daerah membuat sebagian besar usulan perbaikan terpaksa ditunda dan akan kembali diusulkan dalam APBD 2026," tutupnya.









