bakabar.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendapatkan dukungan warga Nahdlatul Ulama melalui Musyawarah Warga (Musra) agar berkenan maju sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024.
“Alhamdulillah, kegiatan hari ini berjalan dengan sukses. Hampir 300 peserta musyawarah hadir dan kita sepakat mendukung Gus Muhaimin untuk running pada Pilpres 2024,” kata Ketua Panitia, Ulil Abshor Cholish melalui keterangan tertulis, Minggu (4/6).
Ketua Presidium Musra NU Mojokerto Ahmad Zamroni menerangkan musyawarah tersebut dilandasi oleh situasi dan kondisi tantangan NU yang semakin besar.
Baca Juga: Bertemu Cak Imin, Hasto Agendakan Pertemuan Resmi PDIP-PKB
Meski NU secara organisasi dilarang berpolitik praktis, pihaknya menilai warga NU perlu memilih pemimpin yang dianggapnya mampu menjawab persoalan masyarakat saat ini.
Salah satu persoalan yang saat ini dihadapi warga NU dan dianggap perlu dituntaskan yakni persoalan kemiskinan. Hampir sebagian besar warga NU di pedesaan tinggal di kantong-kantong kemiskinan.
Ia memperkirakan setidaknya sebanyak 20 persen dari total jumlah penduduk Indonesia masuk dalam garis kemiskinan. Jumlah tersebut setara dengan sebanyak 50 juta penduduk.
Baca Juga: Berpeluang Cawapres, Cak Imin Perlu Tambal Kekurangan Prabowo
"Mereka semua adalah saudara-saudara kita warga NU. Jadi, mari kita titipkan aspirasi ini pada calon pemimpin yang benar-benar mengerti kondisi warga NU,” ujarnya.
Salah seorang kiai khos yakni KH Masrihan Asy'ari menilai kepemimpinan nasional perlu mengkombinasikan kalangan nasionalis dan religius. Sebab, berdasarkan sejarah dua kalangan tersebut melakukan kolaborasi dalam hal kepemimpinan nasional.
Ia mencontohkan ulama Syekh Subakhir yang berhasil melakukan dakwah di Pulau Jawa karena ia turut menggandeng orang abangan.
Baca Juga: 25 Tahun Reformasi, Cak Imin Soroti Persoalan Kemiskinan dan Kualitas Demokrasi
Berdasarkan catatan sejarah tersebut kondisi perpolitikan Indonesia dari dulu hingga saat ini tetap kondusif karena perpaduan kelompok nasionalis dan religius.
Senada dengan KH Masrihan, para kiai yang lain setuju akan hal tersebut. Di penghujung dialog, KH Muhajir, salah satu dai kondang juga turut memberikan suara.
“Dari tadi para kiai kok pakai bahasa kinayah (samar) terus. Saya pikir warga NU di sini jelas sepemikiran bahwa Gus Muhaimin layak mendapatkan dukungan,” kata dia.