bakabar.com, RANTAU – Aksi penutupan jalan angkutan atau hauling batu bara terjadi lagi di Kabupaten Tapin. Sebanyak ratusan warga turun ke jalan.
Dianggap kurang memerhatikan lingkungan sekitar, ratusan warga di tiga desa Kecamatan Salam Babaris membuat blokade jalan. Dua jalan hauling sekaligus yang ditutup.
Aksi tersebut sebagai bentuk protes warga kepada pihak perusahaan dan angkutan batu bara yang dianggap semena-mena saat melintas.
“Aksi menutup jalan hauling ini sebagai bentuk protes kami kepada pihak perusahaan agar dapat memperhatikan kepentingan umum pada saat melintas,” ujar Zani Koordinator Lapangan aksi, Sabtu (5/3).
Menurutnya, para sopir angkutan perusahaan sering tak memerhatikan keberadaan pengguna jalan desa lainnya.
“Bahkan kebanyakan warga yang mengalah dan mendahulukan angkutan batu bara melintas, padahal sesuai aturan seharusnya kepentingan umum yang pertama,” ujarnya
Zani menjelaskan melalui aksi ini masyarakat di tiga desa yang sering dilalui angkutan batu bara, yakni Desa Pantai Cabe, Salam Babaris, dan Suato Baru menuntut lima hal ke perusahaan dan angkutan batu bara.
Untuk tuntutannya sendiri, masyarakat meminta salah satunya dilakukan penjagaan di crossing atau persimpangan selama 24 jam atau sesuai jam kerja hauling.
Kemudian, memperhatikan nasib warga yang terdampak debu, dan limbah batu bara dari jalan hauling.
Dan yang terakhir meminta kembali sertifikat tanah warga yang dijanjikan dipisah oleh perusahaan.
“Kami mengharapkan pihak perusahaan dapat mengabulkan tuntutan kami karena ini merupakan kepentingan orang banyak,” tandasnya.
Aksi blokade jalan hauling sendiri berlangsung sejak pukul 14.30 sampai 17.00 tadi. Sejumlah warga menepikan kendaraan mereka di tengah jalan sebagai bentuk protes.
Sementara Kapolsek Salam Babaris, Iptu Indra akan mengupayakan mediasi antara kedua belah pihak agar aksi blokade serupa tak terulang.
“Minggu depan akan kita lakukan mediasi dan mencari titik temu sehingga semua permasalahan dapat selesai,” harapnya.