bakabar.com, PELAIHARI – Kunjungi lokasi kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Sungai Riam Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Rabu (10/3), Wakil Menteri LHK RI, Alue Dohong mengatakan rehabilitasi vegetative penting dilakukan pascabanjir.
Rehabilitasi vegetative atau menanam lagi di lahan kritis, sebut Alue Dohong, penting dilakukan agar hutan kuat dan berfungsi kembali.
"Jadi Penanaman ini sangat perlu dilakukan untuk mencegah banjir serta memperkuat resapan air. Kita harapkan kegiatan rehabilitasi ini tumbuhnya 90 persen, makanya akan kita kontrol terus supaya ini bisa tumbuh dengan baik,” katanya.
Pengontrolan tanaman, kata Alue, bisa melalui perangkat komunikasi, berupa handphone yang sudah disematkan teknologi geotagging.
“Ini metode baru dalam pemantauan gerakan penanaman pohon secara cepat, tepat, efektif, dan efisien,” ujar Alue.
Menurutnya, adanya metode geo tagging, pohon yang sudah ditanam akan dapat dilaporkan ke Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung di Kalsel.
Caranya, ambil gambar pohon yang sudah ditanam dengan kamera android yang sudah memiliki fitur geotag. Secara otomatis foto yang diambil akan beratribut koordinat suatu tempat yaitu koordinat di mana pohon itu ditanam.
“Ini salah satu upaya kementerian LHK agar rehabilitasi hutan dan lahan kritis berhasil,” katanya.
Kementerian LHK mendorong partisipasi semua pihak untuk ikut terlibat di dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Salah satunya, ada kewajiban dari izin pemegang pinjam pakai kawasan hutan untuk melakukan rehabilitasi DAS. Apalagi, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, mengalami musibah banjir.
"Ini juga menjadi renungan kita semua bahwa mungkin Alam juga harus kita perbaiki ya supaya yang tadi bencana bisa berkurang. Tentu, waktunya kita memperbaiki bukan saling menuding dan sebagainya. Penting sekarang ini bagaimana gerakan bersama gerakan partisipasi gerakan kolaboratif gerakan pentahelix, di mana setiap orang harus berpartisipasi menjaga memelihara lingkungan hidup kita secara baik,” tandasnya.