bakabar.com, JAKARTA - Head of Product and Solutions PT Visa Worldwide Indonesia Dessy Masri menjelaskan tentang pentingnya kolaborasi untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.
"Literasi keuangan kita masih dibawah 50% yang terakhir ya, jadi memang kolaborasi atau sinergi dan berbagai pihak untuk meningkatkan literasi keuangan ini agar lebih aktif," ujar Dessy saat diskusi bertema Memasuki Era Virtual Banking di Indonesia di Jakarta, Senin (19/6).
Berdasarkan survei Visa Consumer Payment Attitudes Study 2022, ditemukan bahwa minat masyarakat terhadap bank digital meningkat dari tahun ke tahun. Persentasenya mencapai 88 persen di tahun 2022.
Peminat terbesar dari digital banking didominasi oleh anak muda yang cenderung membutuhkan kemudahan dan kecepatan. Menurut Dessy, hal tersebut dapat dicapai melalui bank digital.
Baca Juga: Literasi Keuangan, INDEF: Pemahaman Masyarakat Masih Minim
Atas dasar itu, Dessy menilai, perbankan seharusnyamemahami bahwa literasi keuangan untuk masyarakat perlu ditingkatkan. Hal itu sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Untuk pertumbuhan ekonomi dan juga kesejahteraan bangsa. Oleh sebab itu, Visa sangat mendukung inisiatif-inisiatif dari pemerintah, dari regulator untuk meningkatkan literasi ini. Dan Visa selalu bersiap untuk bekerja sama," ujar Dessy.
Bicara lebih lanjut soal kolaborasi seperti yang dijalankan oleh Visa, Dessy mengakui hal itu sudah terlaksana berkat dukungan para kliennya. Visa memahami bahwa pembayaran digital saat ini penting untuk digalakkan dengan melibatkan banyak pihak
"Visa ini memiliki klien di Indonesia lebih dari 50 klien. Dimana kami bersama klien melakukan edukasi kepada nasabah-nasabah. Misalnya tentang penggunaan kartu kredit, kartu debit, dan juga tentang keamanan atau juga tentang teknologi terkini disisi pembayaran," ujarnya.
Baca Juga: Kas Keliling-Literasi Keuangan, BI Kunjungi Wilayah Perbatasan Sulut
Dessy juga mengungkapkan soal pergeseran dalam gaya hidup nontunai di Indonesia semakin besar. Terbukti bahwa dua dari tiga (67%) masyarakat Indonesia bersiap-siap untuk meninggalkan uang tunai, dengan generasi yang telah mencoba yaitu Gen Z (78%), Gen Y (74%), dan kalangan affluent (73%). Karenanya Visa menilai hal itu sebagai peluang, sehingga perlu membuka kolaborasi dengan pihak lain, seperti Fintech dan Gojek.
"Dimana Visa ini memiliki sebuah program-program yang dimana kami melakukan edukasi dalam bentuk video, agar supaya literasi keuangan mereka jauh lebih baik," pungkasnya.