bakabar.com, BANJARBARU - Beras yang dibagikan pemerintah melalui Kelurahan Landasan Ulin Timur, Banjarbaru, dipertanyakan warga. Lurah hingga Camat angkat bicara.
Sebelumnya, seorang warga di Landasan Ulin Banjarbaru mempertanyakan keaslian beras pembagian pemerintah melalui video yang diunggahnya.
Video itu kemudian viral dan membuat heboh masyarakat di Ibu Kota Provinsi Kalsel ini.
Pasalnya, dalam video berdurasi kurang dari dua menit itu memperlihatkan seorang warga melemparkan kepalan nasi dari beras pembagian ke lantai mantul, tidak remuk.
Sambil membandingkan nasi dikepal dari beras pembagian dengan yang dibeli di pasar, ia pun mempertanyakan jenis beras diduga palsu itu.
Jika kepalan dari beras pembagian pemerintah tidak hancur, alias mantul di lempar ke lantai, maka tidak dengan yang dibeli di pasar. Dilemparkan ke lantai hancur.
"Jadi tidak tahu ini beras apa, dilempar tidak mau hancur. Ini beras pembagian di Landasan Ulin Timur hari Kamis tadi. Kalau beras yang biasa (beli di pasar) dilemparkan ke lantai mau pecah," ujar pengunggah video.
Masih dalam video itu, kata si warga tersebut, beras beli di pasar, nasinya jika dikepal tidak menyatu dan tidak lengket di tangan. Sebaliknya beras pembagian, tidak.
Video tersebut pun telah banyak dibagikan di media sosial, sehingga memantik pertanyaan serupa hingga kekhawatiran warga untuk mengkonsumsi beras pembagian dari pemerintah.
Menanggapi itu, Lurah Landasan Ulin Timur, Kota Banjarbaru, Nina Marlina menegaskan bahwa beras yang dibagikan di Kelurahannya tersebut adalah beras asli.
"Kami tegaskan kalau video yang tersebar itu akibat kesalahpahaman dan ketidaktahuan si pembuat video dengan jenis beras,” ujarnya, Selasa (10/10).
Menurutnya, beras pembagian tersebut memang berbeda jenisnya dengan beras lokal yang biasa dikonsumsi masyarakat Banjar.
“Beras ini pulen, tidak seperti beras lokal yang pera. Jadi, wajar jika dikepal nasinya lengket. Dan beras yang viral ini layak dikonsumsi,” cetusnya.
Kemudian, Camat Landasan Ulin Bambang Supriyanto menambahkan keaslian beras bantuan pemerintah sudah dibuktikan, dan dijamin layak konsumsi.
"Jadi pada hari ini tadi kami mempraktekkan semuanya, ada rice cooker juga beras bantuan bulog, juga ada dari beras pasaran," ungkapnya.
"Kami sudah memakan juga beras itu, bahwasanya beras ini layak dikonsumsi dan juga aman. Jadi bukan beras abal-abal atau beras palsu," tegasnya.
Bahkan menurutnya, sudah dibuktikan oleh pihak bulog sendiri bagaimana beras itu palsu atau bukan.
Karenanya, ia mengimbau kepada masyarakat apabila melihat atau mendengar terkait beras yang disinyalir tidak asli, dipersilahkan melaporkan ke pihak terkait.
Laporan itu bisa disampaikan ke kelurahan, kecamatan atau langsung ke Polsek untuk mengkonfirmasinya.
Warga juga diminta tidak terburu-buru menyampaikan informasi ke publik, sehingga dapat menimbulkan kegaduhan.
"Kepada seluruh warga, jangan takut untuk memakan beras bantuan dari pemerintah karena beras yang dibagikan bulog ini layak dikonsumsi, " tukasnya.