Bahaya Konsumsi Minyak Jelantah
Minyak jelantah atau minyak yang sudah digoreng berulang kali, akan menjadi bahaya karena kandungan lemak tidak jenuh serta berbagai vitamin dalam minyak seperti A, D, E dan K akan mengalami penyusutan.
Ini hanya akan menyisakan asam lemak jenuh justru dapat mengakibatkan penyakit berbahaya. Berikut sejumlah bahaya minyak jelantah bagi kesehatan seperti dilansir Hello Sehat.
1. Infeksi Bakteri
Minyak yang sudah dipakai berkali-kali akan jadi sarang untuk perkembangbiakan berbagai jenis bakteri. Salah satunya yaitu Clostridium botulinum, bakteri penyebab penyakit botulisme.
Bakteri-bakteri tersebut akan makan dari partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada pada panci atau minyak.
Maka itu, menggoreng dengan minyak bekas pun akan membuat Anda lebih rentan kena infeksi bakteri.
2. Meningkatkan Risiko Kanker
Selain bakteri, minyak jelantah juga jadi sumber radikal bebas.
Radikal bebas akan ikut terserap ke dalam makanan yang digoreng, masuk ke dalam tubuh Anda, dan menyerang sel-sel dalam tubuh. Zat tersebut akan menjadi karsinogen penyebab kanker.
Semakin sering Anda menggoreng dengan minyak jelantah, makin banyak pula radikal bebas yang menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan mutasi gen.
Sel dalam tubuh Anda pun lebih rentan berubah jadi sel kanker.
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Degeneratif
Menurut penelitian oleh para ahli dari University of the Basque Country di Spanyol, minyak jelantah mengandung senyawa organik aldehid. Senyawa ini diketahui dapat berubah menjadi zat karsinogen dalam tubuh manusia.
Selain itu, aldehid bisa memicu penyakit degeneratif. Contoh beberapa penyakitnya yaitu penyakit jantung, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson.
4. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Bahaya minyak jelantah yang tak disadari yaitu kadar kalori dan lemak trans yang akan terus meningkat. Menurut penelitian dalam jurnal Food Chemistry pada 2016, minyak zaitun yang bebas lemak trans pun akhirnya akan menghasilkan lemak trans setelah dipakai menggoreng berkali-kali.
Kalori dan lemak trans yang berlebihan akan memicu kelebihan berat badan, bahkan sampai terkena kondisi obesitas. Obesitas sendiri bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung.