News

Viral Kisah Cita-cita Siswa Dipatahkan Oknum Guru!

Thread Bambang W Nugroho @bambangwn di Twitter viral. Thread tersebut bertajuk "Ada oknum guru yang 'membunuh' cita-cita siswa."

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Thread Bambang W Nugroho @bambangwn di Twitter viral. Thread tersebut bertajuk "Ada oknum guru yang 'membunuh' cita-cita siswa."

Bambang bercerita, hari itu merupakan hari dirinya memutuskan untuk membuat surat pengunduran diri bagi anaknya dari program profesi kedokteran di sebuah kampus.

Sebab, "kemampuan dan minatnya menjadi dokter sudah lenyap," tulis Bambang, dikutip bakabar.com dari Twitter @bambangwn pada Sabtu (25/2).

Usai meraih gelar Sarjana Kedokteran, sambungnya, sang anak mengalami masalah kejiwaan hingga dirawat oleh psikiater. Kondisi ini menundanya ikut program co-assistant (co-ass).

Lewat terapi, ia kemudian mengetahui sebuah momen saat sang anak duduk di bangku SMP yang turut memengaruhi keinginannya menjadi dokter. Momen itu melibatkan guru dan teman sekelasnya.

"Maaf, kami baru tau hal ini setelah anak kami bermasalah di kuliahnya, dan di koasnya. Itu dari hasil terapi. Andai kami tahu sejak awal pas dia di SMP, kami pasti sudah antisipasi," tuturnya yang juga seorang pengajar.

"Sungguh, kami tidak tahu akan peristiwa itu sampai dia berada di tahun-terakhir terakhir kuliahnya, saat sudah hampir selesai terapi baru terungkap dan terinformasikan kepada kami. Semoga dipahami," kata Bambang.

Baca Juga: Cita-cita Siswa 'Dibunuh' Oknum Guru, PGRI Buka Suara

Kisah Anak dan Cita-cita

Ia bercerita, sang anak semula senang bernyanyi. Ia sudah jadi penyanyi mal dan pengisi berbagai acara di sejak usia 5 tahun, sampai bisa membeli pakaian baru dan jajan dari honor menyanyi dan main musik.

Sang anak menginjak kelas 8 SMP di tahun 2010. Saat itu, ia dan teman-teman sekelas ditanya hendak jadi apa kalau sudah besar.

Terlepas dari jawaban temannya yang menyahut ingin jadi dokter, polisi, tentara, guru, atau pilot, sang anak lantang menjawab ingin jadi penyanyi. Gurunya pun bereaksi.

"Mbok cita-cita itu yang beneran, kayak teman-temanmu tadi lho.. Mosok jadi penyanyi," kata Bambang menirukan guru tersebut.

Mendengar respons guru dan tawa teman-temannya, sang anak lalu tertegun dan menjawab ulang dengan profesi lain.

"Saya ingin jadi dokter...," tuturnya.

Jawaban itu, kata Bambang, direspons dengan dukungan gurunya. "Nah, begitu dong... jadi dokter, kan bagus...hehe, mosok cuma jadi penyanyi..."

Ia menuturkan, sejak itu, sang anak makin jarang tampil dan tidak berminat lagi bermain musik dan menyanyi. Makin lama, ia makin meninggalkan dunia yang disenangi itu, beserta piano, biola, gitar, keyboard, recorder sopranonya.

Terkait sang anak yang meninggalkan hobinya, Bambang menuturkan bahwa dirinya sudah menanyakan pada sang anak.

"Tentu saja kami sudah bertanya-tanya waktu itu. Karena akademiknya baik-baik saja, kami menduga dia sedang ingin lebih konsen di bidang akademik," jelasnya.

Selama sekolah di SMA, anaknya menjawab ingin kuliah di Kedokteran Umum. Bambang mengatakan, perkataan pada gurunya dianggap anaknya sebagai janji pada guru dan kejujuran diri.

Alhasil, sang anak mengincar prodi pendidikan dokter di 2016, dan diterima. Namun, setelah berjuang 3 tahun kuliah, jiwa sang anak mengalami guncangan.

"Kepribadiannya berubah menjadi pemberontak. Keras, kaku, dan pembantah. Hubungan dengan saudara-saudaranya pun tidak harmonis. Kata-kata orang tua selalu disanggah, kakaknya dimarahi, adiknya dicurigai dan dikatai kasar," tulis Bambang.

"Dengan susah payah dan penuh drama, kuliah diselesaikannya pada tahun 2021 (S.Ked.). Namun kondisi kejiwaannya semakin parah. Hampir setiap malam mengalami halusinasi dan beberapa kali mengatakan ingin bunuh diri sehingga kemudian harus dirawat oleh psikiater. Hal itu menundanya ikut KoAs," imbuhnya.

Bambang menuturkan, sang anak kemudian menjalani pengobatan hingga hampir 1 tahun.

"Sifatnya kembali lembut dan menjadi anak manis yang penurut. Kembali main musik dan mencoba lagi menyanyi. Suaranya kembali merdu dan permainan pianonya sangat lembut mendayu. Dia sekarang sangat gemar memainkan lagu-lagu dari game Genshin Impact," kisahnya.

"Tapi selama perawatan berbarengan dengan ko-as Profesi Dokter, fisiknya sudah lemah dan daya pikirnya melambat akibat efek samping obat-obatan yang diminumnya. Kemampuan dan minatnya menjadi dokter sudah lenyap," sambung Bambang.

Bambang menuturkan, efek obat-obatan tersebut sudah dikonsultasikan dengan dokter sang anak yang merupakan koleganya.

Berangkat dari situ, ia membuat surat pengunduran diri anaknya dari program profesi kedokteran.

"Senin, 20 Feb 2023, kami memutuskan untuk membuat Surat Pengunduran diri anak kami tersebut dari Program Profesi Kedokteran. Ya. Kami sadar. Cita-cita anak saya yang sebenarnya sudah 'dibunuh' oleh gurunya sendiri," tulisnya.

"Sekalipun tak terkira kerugian moril dan cukup banyak kerugian materiil, kami sudah ikhlas dan mendoakan semoga di Bantul, di Indonesia, dan di seluruh dunia ini, tidak ada lagi guru seperti itu. Aamiin," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner