bakabar.com, JAKARTA - Video khotbah Idulfitri yang bermuatan politik, sedang viral di media sosial. Kejadian ini juga diperburuk dengan banyak jemaah yang meninggalkan tempat salat, meski khutbah belum rampung.
Dalam dua video yang diunggah akun @merapi_uncover, peristiwa itu disebut terjadi di Bantul, Yogyakarta, Rabu (10/4).
"Sholat ied di Lapangan Tamanan Bantul lagi rame lur, khotbah politik ditinggal bubar jamaah," tulis akun tersebut seperti dikutip dari CNN.
Video pertama menampilkan sejumlah jemaah meninggalkan lapangan tempat salat. Sedangkan video kedua, menunjukkan sosok khatib dengan penggalan ceramah yang menyinggung kecurangan Pemilu 2024.
"... Oleh para pejabat negara menjadi sangat lebih memalukan dan memuakkan karena kecurangan dalam pemilu yang dinilai banyak pihak yang terburuk dalam sejarah Indonesia," papar sang khatib.
"Ironisnya problematika pelanggaran pemilu yang sering disebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif terjadi justru di terkait dengan perilaku Joko Widodo sebagai Presiden RI, sebagaimana yang tersebar luas di media sosial dan surat kabar," imbuhnya.
Samar-samar terdengar riuh dari arah para jamaah, ketika khatib menyampaikan khotbah.
"Sebab itu mereka yang dulu merasa sebagai pemilihnya sebaiknya istighfar karena pilihannya telah membuat kecewa banyak pihak. Bangsa kita adalah bangsa yang besar...," lanjut sang khatib.
Sedianya beberapa hari sebelum Idulfitri 1445 Hijriah, Kantor Kemenag Bantul telah membuat dan mengedarkan panduan penyelenggaraan salat sebagai tindak lanjut Surat Edaran Menag Nomor 1/2024.
"Materi khutbah disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tidak bermuatan politik praktis sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 09 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan," tulis pasal 5 SE tersebut.
Sementara Kepala Kantor Kemenag Bantul, Ahmad Shidqi, mengaku telah menginstruksikan jajaran di KUA Banguntapan untuk menelusuri kebenaran video tersebut.
Hasilnya memang salat dilaksanakan di Lapangan Tamanan tersebut diselenggarakan oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Bantul. Adapun sosok khatib tersebut merupakan seorang akademisi di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Ketika khotbah yang bersangkutan menyinggung bab politik, diperkirakan sebanyak 25 persen jamaah angkat kaki dari lapangan.
"Memang benar bahwa sebagian jamaah pergi meninggalkan lapangan, setelah menyimak isi materi khutbah yang mengaitkan salah satu ayat Al-Quran dengan kecurangan pemilu," beber Ahmad.
Belakangan diketahui ketika PHBI Bantul memohon sang dosen untuk menjadi khatib, kedua belah pihak tak membicarakan materi khotbah.
"Setelah kejadian itu, panitia telah mengoreksi diri dan sudah berjanji agar lebih berhati-hati kedepan," tutup Ahmad.